Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Penipuan "Wedding Organizer" Menanti Perkembangan Penyelidikan Polisi

Kompas.com - 25/05/2015, 07:32 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah calon pengantin menyesalkan sikap polisi saat mereka menanyakan kasus dugaan penipuan pemilik wedding organizer Wawai Bridal (WB) Ali Mahmudin (45) dan Bulan Sri Wulan Sibarani (43).

Para calon pengantin yang merasa menjadi korban itu mempertanyakan soal belum adanya garis polisi di kediaman pemilik WB di Blok E1 No 45 Puri Gardena, Kalideres, Jakarta Barat, sejak mereka melaporkan kejadian ini ke Mapolsek Cengkareng, Senin (18/5/2015) lalu.

"Kita cuma tanya, kenapa kediaman pelaku belum dipasang police line (garis polisi)? Eh malah dibentak dan diomelin. Aneh sekali," kata salah satu pelapor Leonita (27) saat dihubungi Kompas.com, Minggu (24/5/2015) malam.

Menurut wanita yang akrab disapa Nita, saat itu Kapolsek Cengkareng Komisaris Sutarjono sempat menjawab pertanyaan para pelapor terkait hal tersebut. Namun, jawaban yang diberikan cukup mengejutkan para pelapor yang datang.

"Jangan mendikte polisi. Kami tahu apa yang harus kami lakukan," ujarnya menirukan ucapan Sutarjono.

Menurut korban lainnya, Denny (28), wajar jika para korban menanyakan hal tersebut. Sebab, kejadian ini melibatkan banyak korban dan berimbas terhadap kedua keluarga dan kerabat yang akan melangsungkan pernikahan.

"Tidak ada salahnya juga kalau korban bertanya. Kita cuma mau tahu sudah sejauh mana perkembangan penyelidikan oleh polisi. Kan korban berhak untuk menanyakan hal itu. Korbannya bukan kecil lho ini," kata Denny.

Sementara itu, Kapolsek Sutarjono menilai hal tersebut hanya salah paham oleh pihak korban. Kata dia, pernyataan tersebut disampaikan agar penyidik dapat fokus terhadap penanganan kasus tanpa intervensi dari pihak mana pun.

"Tidak ada pembentakan. Cuma salah paham saja. Kasus terus kita dalami. Buktinya, anggota saya tetap jemput pelaku hingga ke Salatiga. Memang belum dipasang police line, karena belum olah TKP di rumahnya," kata Sutarjono.

Sebelumnya, kediaman kedua pasutri tersebut diketahui sudah lama kosong dan ditinggal penghuninya. Keduanya sengaja meninggalkan rumah tersebut ke Salatiga untuk berobat.

Hal tersebut terungkap saat pihak Polsek Cengkareng menerima laporan penyerahan diri kedua pasutri di Mapolsek Argomulyo, Salatiga, Jawa Tengah, Jumat (22/5/2015) malam.

Pelarian tersebut, diakui kedua pasutri hanya untuk berobat karena sakit gula yang diidapnya di pengobatan alternatif yang ada di Salatiga. Namun, keduanya malah menggunakan uang setoran para kliennya untuk biaya hidup dan pengobatan selama di Salatiga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sayur Mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya Hingga Sarjana

Sayur Mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya Hingga Sarjana

Megapolitan
Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Warga DKI Yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Warga DKI Yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Megapolitan
Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Megapolitan
Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Megapolitan
Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Megapolitan
Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Megapolitan
Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari 'Basement' Toko Bingkai 'Saudara Frame' Mampang

Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari "Basement" Toko Bingkai "Saudara Frame" Mampang

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Megapolitan
Pemadaman Kebakaran 'Saudara Frame' Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Pemadaman Kebakaran "Saudara Frame" Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Megapolitan
Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran 'Saudara Frame' di Mampang Berhasil Dievakuasi

Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran "Saudara Frame" di Mampang Berhasil Dievakuasi

Megapolitan
Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Megapolitan
Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering 'Video Call'

Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering "Video Call"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com