Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UPT Perparkiran Sebut Aparat Keamanan Sering Minta Parkir Gratis di Monas

Kompas.com - 25/05/2015, 14:30 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Unit Pengelola Teknis (UPT) Perparkiran Sunardi Sinaga menilai, saat ini pendapatan tahunan yang diperoleh dari jasa layanan parkir di Lapangan IRTI, Monas, terbilang kecil, yakni hanya sekitar Rp 3 miliar.

Menurut Sunardi, salah satu penyebab kecilnya pendapatan parkir di Monas adalah adanya sejumlah golongan yang sering meminta gratisan, di antaranya aparat keamanan.

"Kalau menurut saya itu kecil, kenapa karena di sini agak tinggi tingkat toleransi. Karena masih banyak yang minta free dan toleransi. Kayak aparat yang datang yang mau awasi demo, kebanyakan parkir di sini. Mobil polisi, tentara. Makanya, kebocorannya agak tinggi karena tingkat toleransi tinggi," kata Sunardi di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (25/5/2015).

Atas dasar itu, Sunardi mengatakan, instansinya berencana menggandeng pihak swasta untuk ikut terlibat dalam mengelola perparkiran di Monas. Ia ingin nantinya perparkiran di kawasan tersebut menerapkan sistem yang lebih modern. [Baca: Ini Penyebab Pintu Otomatis Parkir di Monas Tak Kunjung Diperbaiki]

Dengan sistem tersebut, kata dia, tidak akan ada lagi toleransi bagi kalangan yang selama ini sering meminta gratisan.

"Dengan cara ini enggak bisa lagi, mau tentara atau apa pun kalau enggak ngambil kartu, gate-nya enggak bakalan terbuka. Ditambah dengan pemasangan CCTV, maka tidak akan ada yang mau merusak karena kalau tertangkap akan kena pidana," ujar dia.

Sunardi yakin bahwa bila jasa layanan parkir di Lapangan IRTI Monas digarap secara maksimal, Pemprov DKI akan bisa memperoleh pendapatan yang besar. Sebab, kata dia, Lapangan IRTI Monas berada di kawasan strategis.

"Nanti tinggal bagi persenan saja. Bagi hasil. Mereka nyumbang sistem, kita yang punya lahan. Mungkin nanti pembagiannya diatur kembali. Bisa saja 70:30 persen," ujar Sunardi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com