Dari pengakuan beberapa juru parkir, mereka tak menampik praktik tersebut kerap kali terjadi. Namun, praktik tersebut tidak lagi marak seperti pada awal peresmian meteran parkir.
"Masih ada ya kalau begitu," kata salah satu juru parkir yang enggan disebutkan namanya, Selasa (26/5/2015).
Juru parkir itu menyebut praktik nakal juru parkir tersebut biasanya terjadi saat para pengendara memarkirkan kendaraan dalam rentang waktu sebentar. Banyak dari para pengendara itu membayar langsung ke juru parkir.
"Mau dipaksain suruh bayar ke meteran parkir gimana? Nanti orangnya marah-marah," kata juru parkir tersebut.
Juru parkir lainnya, Zainudin (40), mengatakan, juru parkir yang nakal biasanya tidak melakukan pembayaran ke meteran parkir. Alhasil, warga yang parkir tidak diberikan struk dari meteran parkir. "Kadang-kadang ada yang udah dikasih duit, tapi enggak nyetrukin," kata Zainudin.
Namun, Zainudin menyebutkan, tidak sedikit juru parkir yang lupa untuk melakukan pembayaran ke meteran parkir. Salah satunya karena wilayah parkir Jalan Sabang yang lebar dan penuh.
"Soalnya banyak kiri kanan. Kita enggak bisa nyalahin juru parkir. Namanya parkir lebar. Apalagi kalau udah jam 11," kata Zainudin.
Selama ini, kata Zainudin, dirinya kerap kali bertanya terlebih dahulu kepada warga terkait lamanya waktu parkir. Setelah itu ia bersedia untuk mengantarkan warga ke meteran parkir untuk melakukan pembayaran. "Kalau saya sih kerja benar aja. Alhamdulillah enggak mau curang," ucap Zainudin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.