Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Diharapkan Beri Solusi Terbaik bagi PKL Monas

Kompas.com - 26/05/2015, 16:49 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) meminta Presiden Joko Widodo turun tangan dalam proses penertiban PKL di kawasan Monas. Hal itu menyusul penertiban yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terhadap PKL yang ada di kawasan tersebut.

Ketua Umum APKLI Ali Mahsun menilai, menciptakan keteraturan di Monas tidak harus dengan cara menggusur keberadaan PKL, tetapi menatanya. Ia mengambil contoh mengenai penataan PKL yang ada di sekitar istana raja Thailand di Bangkok.

"Kita ingin seperti di Thailand, di depan istana rajanya PKL tertata rapi, disiplin, cantik-cantik, ganteng-ganteng, kenapa di sini tidak seperti itu? Padahal, kan itu bisa jadi daya tarik wisatawan. Monas ini bisa jadi tujuan utama wisata setelah Borobudur," ujar dia di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (26/5/2015).

Menurut Ali, penataan yang bisa dilakukan di Monas adalah dengan cara mengharuskan PKL untuk hanya berjualan barang-barang yang terkait dengan Monas. Ia yakin cara tersebut bisa jadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.

"Kita usulkan PKL Monas tidak boleh jualan aksesori lain, kecuali yang terkait dengan Monas. Tidak boleh ada lagi yang jualan kaus bola. Jadi dari tas, kaus, gantungan kunci, semuanya Monas," papar dia.

Ali menilai penertiban terhadap PKL Monas yang tidak dibarengi dengan penyediaan lokasi pengganti hanya akan menimbulkan masalah di kemudian hari. Sebab, ia menganggap para PKL yang tergusur dan kehilangan mata pencarian berpotensi menjadi pelaku kejahatan.

"PKL seharusnya ditata, diatur, diajak dialog secara manusiawi. Karena mereka cuma mau berjualan yang halal supaya perutnya tetap terisi. PKL itu kalau mata pencariannya hilang, mereka berpotensi mencurinya besar, copetnya besar, kesempatan mengedarkan narkobanya juga besar. Jadi 1.071 PKL di luar Lenggang Jakarta harus makan. Kalau tidak, mereka mau makan apa? Apalagi sekarang ekonomi lagi lesu," ujar Ali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com