"Sangat prihatin dan menyedihkan. Pemda enggak punya desain tata kota yang bisa mengimbangi kemanusiaan," ujar Syarif ketika dihubungi, Rabu (27/5/2015).
Hal ini dikatakan Syarif setelah dia menyaksikan langsung penggusuran di Jalan Kunir tersebut. Dia merasa iba melihat keluarga korban penggusuran yang belum mendapat tempat relokasi.
Dia mengatakan, penggusuran ini salah satunya adalah untuk melakukan normalisasi kali dan jalan inspeksi. Akan tetapi, Syarif meminta Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tidak memaksakan diri untuk menggusur jika tempat relokasi belum siap.
Dia mengaku sedih melihat kondisi warga yang saat ini telantar. "Berdasarkan catatan saya, ini ada 28 anak balita dan 23 murid SD loh. Ini besok sekolahnya bagaimana? Pada ke mana perginya? Sekarang warga pada tinggal di teras dan menginap di kantor camat," ujar Syarif.
Sebelumnya, sejumlah warga yang mengaku dari Pinangsia, tepatnya di Bantaran Kali Ancol, mendatangi kawasan rumah Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Perumahan Pantai Mutiara, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (26/5/2015).
Mereka gusar karena rumahnya terancam diratakan dengan tanah. Meski sudah berdemo, mereka pun tetap digusur pada hari ini. Penggusuran dilakukan aparat Satpol PP yang mendapat bantuan pengamanan dari TNI dan Polri.
"Personel yang diterjunkan hari ini gabungan dari 200 Satpol PP Provinsi, 300 orang dari Satpol PP Jakarta Barat, dan 100 orang personel TNI dan Polri," kata Kepala Satpol PP DKI Jakarta Kukuh Hadi Santoso di Balai Kota.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.