"Korbannya bukan cuma murid, melainkan juga guru," kata Jonathan Candra (69), guru bahasa Mandarin, saat ditemui di Mapolda Metro Jaya, Rabu (27/5/2015).
Menurut Jonathan, sudah banyak guru yang keluar dari lembaga les tersebut lantaran tidak kunjung digaji. Ada yang empat bulan bekerja, tetapi tidak digaji.
Ia sendiri sebenarnya hanya menggantikan guru-guru yang keluar itu. Ia baru bekerja dua minggu dan hanya dibayar Rp 500.000. "Tidak sesuai dengan janji di awal karena selanjutnya saya tidak dibayar," ucapnya. [Baca: Lembaga Les yang Diduga Tipu Ratusan Murid Sering Promosi di Mal]
Ia pun bingung saat mengajar di sana. Sebab, meskipun ia guru bahasa Mandarin, ia diminta untuk mengisi kelas-kelas lainnya. Ia menduga, ia hanya guru "tambalan" ketika tidak ada guru yang bisa mengajar.
Selain itu, ia juga merasa bingung mengajar di lembaga les tersebut karena fasilitasnya tidak memadai, seperti spidol isinya habis. Dia harus mengajar selama 50 menit untuk setiap kelas.
Lembaga les bahasa itu memiliki empat cabang, yakni di Taman Pabuaran, Tangerang City, Taman Palem, dan Daan Mogot. [Baca: Lembaga Les GB Rugikan Korban Hingga Miliaran]
Melalui e-mail, para korban saling berkomunikasi terkait tutupnya lembaga les mereka. Kemudian, mereka melapor ke Polsek Kalideres.
Namun, petugas Polsek Kalideres menyarankan supaya kasus tersebut ditangani oleh Polda Metro Jaya karena lokasi penipuan tidak hanya terjadi di kawasan Kalideres, tetapi juga di Tangerang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.