Hari ini Marani tidak masuk sekolah. Perlengkapan sekolahnya tidak bisa terselamatkan pasca kebakaran beberapa hari lalu dan penggusuran oleh Pemerintah DKI Jakarta, Rabu (27/5) kemarin.
"Enggak masuk sekolah. Masih trauma sama penggusuran," kata Marani sambil terlihat murung di lokasi penggusuran, Pinangsia, Tamansari, Kamis (28/5/2015).
Hari ini Marani seharusnya mengikuti ujian harian sebelum ujian kenaikan kelas (UKK) minggu depan. Sayangnya, hari ini Marani belum bisa hadir ke sekolah karena penggusuran.
"Sekarang ujian IPA. Besok juga ada praktik. Saya mau sekolah tetapi takut," kata siswi kelas 7 di SMPN 113 Jakarta. [Baca: Kadis Perumahan Pastikan Rusun untuk Warga Pinangsia Siap Ditempati]
Marani menyebut pihak sekolah juga memperbolehkan Marani untuk tidak bersekolah. Kompensasi ini diberikan karena Marani sedang mengalami musibah.
"Katanya kalau capek enggak usah masuk. Biar kalau sudah sehat baru masuk," ucap Marani.
Meskipun begitu, Marani tampak bersemangat saat ditanya soal kemauan bersekolah. Bahkan ia sempat melawan saat ada ibu-ibu yang menyebut dia tidak usah bersekolah karena perempuan.
"Ada yang bilang ke saya gini, sudah kamu sekarang enggak punya apa-apa, apalagi kamu perempuan, ujung-ujungnya juga di dapur. Saya bilang, enak saja, saya enggak mau begitu. Saya mau sekolah," kata Marani.
Dia bersama puluhan warga Pinangsia yang digusur masih menempati tenda biru di lokasi penggusuran. Hal itu dilakukan sementara waktu sampai mendapatkan ganti rugi atau relokasi dari pemerintah.
Sebelumnya, Pemerintah Administrasi Kota Jakarta Barat juga memastikan warga Pinangsia direlokasi ke rumah susun. Rusun tersebut yakni, Rusun Marunda, Rusun Bantar Gebang, Rusun Komaruddin dan Rusun Daan Mogot.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.