Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diam-diam, Ahok Iba dengan Warga Pinangsia

Kompas.com - 29/05/2015, 18:28 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Satuan Polisi Pamong Praja DKI Jakarta Kukuh Hadi Santoso mengaku mendapat instruksi dari Gubernur Basuki Tjahaja Purnama agar menyediakan kendaraan untuk warga korban penggusuran di Pinangsia, Tamansari, Jakarta Barat. Kendaraan-kendaraan itu nantinya bisa digunakan untuk mengangkut barang-barang warga ke tempat tinggal barunya di rumah susun.

Kukuh menyampaikan hal tersebut di depan perwakilan warga Pinangsia yang mendatangi Gedung DPRD DKI, Jumat (29/5/2015). Selain warga dan sejumlah anggota DPRD, pertemuan yang digelar di ruang rapat Komisi A itu juga dihadiri oleh sejumlah pejabat Pemprov DKI. Selain Kukuh, hadir pula Sekretaris Pemkot Jakarta Barat, Camat Tamansari, Lurah Pinangsia, dan pejabat dari Dinas Penataan Kota.

"Kalau mau pindah ke rumah susun, buat angkut barang-barangnya kita sediain mobil. Nanti kita bantu," ujar Kukuh.

Salah seorang anggota DPRD yang turut hadir dalam pertemuan tersebut, Syarif, menyambut baik perkataan Kukuh. Ia pun mengapresiasi Ahok, sapaan Basuki. Menurut Syarif, Ahok ternyata diam-diam menaruh perhatian yang besar terhadap kelangsungan hidup warga Pinangsia.

"Dan tadi Pak Kukuh menawarkan sendiri bantuan. Pak Gubernur ternyata diam-diam nyuruh Pak Kukuh. Jadi gubernur selama ini marah-marah itu dia jaim (jaga image) aja. Dia udah ngusir tapi diam-diam kasihan juga sama warga," ujar Syarif.

Dalam pertemuan yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi A Petra Lumbun itu, DPRD merekomendasikan Pemprov agar memberi kesempatan warga untuk tetap bertahan di lokasi untuk sementara waktu. Adapun tenggat waktu yang direkomendasikan DPRD adalah selama 10 hari ke depan.

Dalam 10 hari tersebut, Pemprov diharuskan menyediakan tenda-tenda yang laik untuk tempat tinggal sementara warga, sambil tentunya menyediakan layanan jasa kesehatan. Sementara itu, warga diminta memanfaatkan jangka waktu 10 hari ke depan sebaik mungkin. Warga diharuskan untuk mengemaskan segala barang-barangnya yang ada di lokasi tersebut, untuk dibawa ke tempat tinggal mereka yang baru di rumah susun.

"Tenda yang sekarang digunakan warga kan enggak memenuhi syarat. Disediain dulu lah tenda milik Pemkot 3-4 gitu. Jadi jangan dipaksa sekarang mereka harus pindah. Beri waktu paling enggak satu minggu ini sudah beres. Paling lama 10 hari lah sebelum puasa sudah harus kosong," papar Syarif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com