"Dari penjelasan Pak Wagub, beliau bukan kasih izin tetapi mendukung. Ya sudah, tetapi saya bilang, dukungannya jangan dikeluarkan pakai kop surat Gubernur, saya juga kan enggak cuti pas (pemberian izin PRJ Senayan) itu. Ya ini jadi pelajaranlah," kata Basuki di Balai Kota, Senin (1/6/2015).
Dia mengaku tidak bisa memberhentikan penyelenggaraan PRJ Senayan yang kini tengah berlangsung hingga 5 Juni mendatang.
Basuki tidak terima penyelenggara PRJ Senayan mencatut lambang Pemprov DKI di banner, spanduk, serta poster promosi mereka.
Menurut Basuki, penyelenggara mencari keuntungan semata dengan mencatut lambang Pemprov DKI. [Baca: Ahok: Rapat dengan Siapa Pun, Saya Pasti Buat Notulen ke Pak Jokowi]
Dengan demikian, warga serta pelaku usaha kecil menengah (UKM) akan berduyun-duyun ke PRJ Senayan.
Padahal, Pemprov DKI termasuk Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah Perdagangan (KUMKMP) DKI tidak memberi izin penyelenggaraan acara tersebut.
"Makanya (pelaku UKM) yang sudah bayar, tertipu sama mereka. Kami memang harus hati-hati sama orang-orang yang minta dukungan, banyak kok orang-orang yang minta dukung untuk bikin acara ini itu dan bermodus kemanusiaan dan enggak pakai APBD asal didukung. Saya bilang, kalau kalian nyewain lahan, jual iklan, itu mah bukan cari dukungan," kata Basuki.
Lahan yang disewa penyelenggara untuk menyelenggarakan PRJ Senayan, lanjut dia, juga merupakan lahan kepemilikan Sekretariat Negara (Setneg).
Tiap pelaku UKM dikenakan tarif yang berbeda untuk menyewa tenda, mulai Rp 2-50 juta selama tujuh hari penyelenggaraan.
Hanya saja, aliran listrik yang dijanjikan penyelenggara tidak tersampaikan ke pelaku usaha. Kembali Basuki menegaskan, ujung dari carut-marut penyelenggaraan PRJ Senayan ini adalah untuk tidak gegabah memberi dukungan kepada acara tertentu.
"Sebaiknya lain kali DKI jangan kasih surat dukungan. Kalau kasih dukungan kayak kemarin, begitu kan, orang-orang berani kasih duit sewa tenda Rp 2 sampai berapa puluh juta rupiah. Karena kamu kira DKI yang menyelenggarakan acara, padahal tidak," kata pria yang biasa disapa Ahok.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.