Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baru Tiba di Balai Kota, Ahok Dibikin Emosi Ibu-ibu Warga Pinangsia

Kompas.com - 03/06/2015, 09:21 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sudah dibikin emosi oleh segelintir warga gusuran Pinangsia, Jakarta Barat, Rabu (3/6/2015) pagi. Warga yang menghadang Basuki adalah sekelompok perempuan yang membawa tiga anak. Mereka mengeluhkan kepada Basuki soal jauhnya lokasi rumah susun sederhana sewa (rusunawa) yang disediakan Pemprov DKI dari tempat tinggal asal mereka.

"Pak, kami butuh rumah, Pak, kami butuh tempat tinggal," kata seorang ibu dengan muka memelas kepada Basuki. 

"Makanya kan saya sudah sediakan rusun," jawab Basuki. 

"Itu (rusun) di Marunda, terlalu jauh, Pak. Dari tempat usaha, tempat kerja kami terlalu jauh. Kami maunya bareng-bareng jadi satu tinggalnya di Rusun Muara Baru, Pak," kata seorang ibu lagi. 

"Ya sudah kalau ibu mau tinggal bareng-bareng, ibu tungguin aja sampai rusun di Muara Baru dibangun lagi," kata Basuki singkat. 

Emosi Basuki memuncak ketika ibu-ibu itu mengarahkan tiga anak kecil kepada Basuki. Mereka menunjukkan beberapa kertas hasil prestasi selama di sekolah terdahulu.

"Pak, ini lho Pak, anak-anak kami berprestasi di sekolah. Mereka tidak bersedia pindah sekolah karena sudah sangat berprestasi di sana," kata ibu itu sambil menunjukkan tulisan anak-anak mereka kepada Basuki.

Sementara itu, ketiga anak yang dibawa oleh ibu terlihat pasrah ditarik-tarik, dan tatapannya pun tampak kosong. Melihat itu, Basuki langsung naik pitam dan membentak dengan nada suara tinggi.

"Kalian semua itu memperalat dan memanfaatkan anak kecil, tahu enggak," kata Basuki.

Suara Basuki yang kencang itu menarik perhatian pegawai negeri sipil (PNS) yang juga baru tiba di lingkungan Balai Kota. Tak sedikit staf pengamanan dalam (pamdal) yang mulai merapat untuk mengamankan kondisi.

"Saya ini sudah 2,5 tahun di sini. Saya sudah tahulah mainnya JMK (Jaringan Masyarakat Miskin Kota) itu seperti apa, mainnya Gugun (koordinator aksi unjuk rasa warga Pinangsia) itu seperti apa, kalian semua tuh sama aja. Sama aja kalian itu sudah memakai tanah negara, dan itu namanya liar," kata Basuki dengan muka memerah. 

Perlahan, Basuki pun melangkahkan kakinya meninggalkan kerumunan ibu-ibu itu. Namun, masih ada saja beberapa di antara mereka yang mengeluh kepada Basuki dan meminta tinggal di rusun tersebut.

"Begini deh sekarang, Ibu saya ajak dudukin Balai Kota, ambil setengah lahan di Balai Kota, bisa kan? Bisa aja ibu-ibu semua dudukin Balai Kota sekarang, tetapi itu langgar aturan. Itu saja logikanya," kata Basuki. 

Saat akan masuk ke pintu Balai Kota, beberapa wartawan yang telah menunggunya masih mencoba untuk mewawancarainya. Namun, tak ada jawaban panjang seperti yang biasa disampaikan Basuki.

"Pak, soal evaluasi (pelaksanaan) PPKD (pekan produk kreatif daerah)...," tanya wartawan.

"Saya belum dapat laporan, sudah ya," kata Basuki singkat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com