Dalam pemaparannya, ditunjukkan berbagai keluhan masyarakat yang terintegrasi dengan sistem Jakarta Smart City dengan aplikasi Qlue. Tak hanya keluhan masyarakat, dari sistem itu juga, diketahui respons lurah dan camat dalam menindaklanjuti pelaporan warga. Pada kesempatan itu, Basuki juga meminta Syali untuk menunjukkan CCTV (kamera pengawas) serta lokasi wisata atau patung yang telah terintegrasi dengan Jakarta Smart City.
"Bapak Ibu tinggal lihat ini patung apa, sejarahnya bagaimana, banyak orang yang enggak tahu bagaimana sejarah patung-patung di Jakarta," kata Basuki, Rabu (3/6/2015).
Pria yang akrab disapa Ahok itu juga menyatakan kini pekerja harian lepas (PHL) Dinas Kebersihan dan Dinas Pekerjaan Umum telah dibekali HP Android sehingga warga bisa mengetahui posisi PHL melalui sistem yang telah terintegrasi dengan Jakarta Smart City. Tak hanya itu, posisi alat berat juga dapat diketahui di Jakarta Smart City.
Dalam kesempatan itu, seperti biasa, Basuki juga memaparkan berbagai rencana maupun kebijakan yang telah dilaksanakannya, seperti rencana pembangunan rusun, pengadaan bus transjakarta, penempatan 40-70 PHL di tiap kelurahan, dan lain-lain.
"Akhir kata, selamat menikmati Kota Jakarta yang masih macet karena bus tingkat gratis kami juga masih sedikit. Kemarin dihambat sama Dirjen Kementerian Perhubungan karena sasis-nya masih ringan, tidak usah berdebat lagi soal itu," kata Basuki yang diiringi gelak tawa peserta.
Basuki juga meminta maaf di hadapan ratusan pengusaha karena kinerja birokrasinya masih lamban. Dia mengakui banyak pegawai negeri sipil (PNS) DKI yang gemar menunda-nunda mengerjakan sesuatu. Namun, ia merasa terbantu dengan keberadaan PNS-PNS muda yang berkinerja cepat.
"Saya ini orang yang paling sabar. Sayangnya, kalau Bapak Ibu nonton TV, ditunjukkinnya yang saya marah-marah. Padahal, saya ini sabar banget, padahal kerjaan ditunda-tunda. Buktinya, sekarang saya sangat sehat, tekanan darah sangat baik, dan berat badan saya di atas 95 kilogram," kata Basuki menutup acara itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.