"Lima hari lagi dia ulang tahun," kata Rusminah di rumahnya, RT 01 RW 03, Kampung Rawa, Johar Baru, Jakarta Pusat, Kamis (11/6/2015).
Rusminah bercerita, sepekan sebelum kelahiran FB, dia melihat kerusuhan di Galur, Senen, Juni 1998 silam. Saat itu ia sempat ditanya polisi mengenai keperluan berada di dekat kerusuhan.
"Saya ingat pas lagi hamil FB, saya di Galur. Ibu ngapain, kata polisi, saya lihat-lihat saja. Pengin tahu saja huru-hara," kata Rusminah. [Baca: Pulang Nonton Konser, Remaja Tewas Ditikam di Punggung]
Tak disangka, FB tewas dengan kondisi seperti saat huru-hara. Anak sulungnya ditikam oleh sekelompok orang tak dikenal di Johar Baru seusai menonton konser musik di Jakarta Fair Kemayoran (JFK), Jakarta Pusat.
"Seminggu habis bakar-bakaran. Lahir FB. Hilangnya pun begini saja," kata Rusminah.
Rencananya, tepat pada ulang tahunnya yang ke-17, FB mau membuat kartu tanda penduduk (KTP). Ia akan mencari kerja untuk membantu perekonomian keluarganya.
"Kalau udah punya KTP, ya kerja di mana saja. Sekarang kan yang penting KTP," kata Rusminah. Ia bercerita, FB pun sudah menulis beberapa surat lamaran. Namun, ia tidak mengetahui di mana FB akan bekerja.
Sementara itu, ketua RT setempat, Edy (43), menuturkan, FB sempat bilang ingin membuat KTP. Ia pun sudah menyiapkan beberapa persyaratannya.
"Dia mau buat KTP, tetapi sebelumnya juga sempat bikin surat keterangan domisili untuk kerja karena belum punya KTP," ucap Edy.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.