Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Tak Terima Polisi Sebut Anaknya Korban Tawuran

Kompas.com - 11/06/2015, 17:08 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasangan suami-istri, Suparno (53) dan Rusminah (43) menolak anaknya, FB (16) disebut tewas karena tawuran, Rabu (10/5/2015) dini hari. Menurut mereka aksi bengis tersebut lantaran sekelompok orang tak dikenal membunuh anaknya secara tiba-tiba.

Rusminah mengungkapkan polisi sempat menyebut anaknya tewas karena tawuran. Saat itu ia sedang berada di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk melihat jenazah anaknya.

"Saya lagi di Cipto. Ada polisi di situ, terus saya ditanya, ibu orangtuanya korban ya, korban tawuran ya? Enggak anak saya bukan korban tawuran," kata Rusminah di rumahnya, RT 01 / RW 03, Kampung Rawa, Johar Baru, Jakarta Pusat, Kamis (11/6/2015).

Rusminah beralasan, anaknya saat itu baru pulang dari menonton konser musik di Jakarta Fair Kemayoran. Namun, tiba-tiba sekelompok orang tak dikenal menyerang dan menikam punggung anaknya.

"Anak saya nonton konser Iwan Fals. Pulang sudah dicegat. Ibaratnya sudah dihalang di situ. Sudah berencana di situ," kata Rusminah.

Selain itu, Rusminah juga menampik tuduhan warga Galur yang menyebut bahwa anaknya korban tawuran. Sebab FB saat itu tidak membawa senjata.

"Kalau memang tawuran anak saya membawa senjata. Anak saya lagi bawa motor, yang diboncengin membawa bendera tulisan Kampung Rawa," kata Rusminah.

Sementara itu, Suparno, ayah korban juga mengucapkan hal serupa. Ia tidak terima jika anaknya disebut korban tawuran.

"Anak saya bukan korban tawuran. Ini kriminal murni," kata dia. Suparno tak membantah jika saat pulang anaknya bersama beberapa orang lainnya mengendarai sepeda motor secara beriringan.

Selain itu, mereka juga membawa bendera dengan tulisan OI (Orang Indonesia) dan di bawahnya ada tulisan Kampung Rawa. "Jadi di bawahnya OI ada tulisan Kampung Rawa," kata Suparno.

Ketua RT setempat, Edy menegaskan bahwa pihaknya seringkali mengimbau warganya untuk tidak terlibat aksi tawuran. Jika terbukti, maka ia enggan mengurusi warga yang terlibat.

"Terus terang saja. Kalau anak sini terjadi tawuran. Pihak RT/RW tidak mengurusi. Ini kan penyakit yang dicari," kata Edy.

Sementara itu, Camat Johar Baru Ichsan R Sururi juga menegaskan bahwa kejadian yang menimpa FB bukan karena tawuran. Ia meminta kepolisian untuk segera menangkap pelaku.

"Kejadian tersebut bukan tawuran. Keluarga korban juga meminta pelaku ditangkap. Khawatirnya kalau tidak ditangkap malahan timbul tawuran," kata Ichsan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Megapolitan
Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Megapolitan
Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh 'Pelanggannya' karena Sakit Hati

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh "Pelanggannya" karena Sakit Hati

Megapolitan
12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

Megapolitan
Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Ada di Lokasi yang Sama, Anggota Polres Jaktim Mengaku Tak Tahu Rekan Sesama Polisi Pesta Sabu

Ada di Lokasi yang Sama, Anggota Polres Jaktim Mengaku Tak Tahu Rekan Sesama Polisi Pesta Sabu

Megapolitan
Warga Serpong Curhat soal Air PDAM Sering Tak Mengalir ke Perumahan

Warga Serpong Curhat soal Air PDAM Sering Tak Mengalir ke Perumahan

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Jadi Tersangka

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Jadi Tersangka

Megapolitan
Pipa PDAM Bocor, Warga Serpong Tak Dapat Air Bersih Berjam-jam

Pipa PDAM Bocor, Warga Serpong Tak Dapat Air Bersih Berjam-jam

Megapolitan
Antar Mobil Teman, Anggota Polres Jaktim Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi

Antar Mobil Teman, Anggota Polres Jaktim Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil di Kelapa Gading Bukan Dibunuh Kekasih, tapi Tewas Saat Berupaya Menggugurkan Janinnya

Wanita Hamil di Kelapa Gading Bukan Dibunuh Kekasih, tapi Tewas Saat Berupaya Menggugurkan Janinnya

Megapolitan
Dukcapil DKI Sebut Setiap Warga Terdampak Penonaktifan NIK Dapat Pemberitahuan

Dukcapil DKI Sebut Setiap Warga Terdampak Penonaktifan NIK Dapat Pemberitahuan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pria yang Minta THR dengan Peras Petugas Minimarket di Cengkareng

Polisi Tangkap Pria yang Minta THR dengan Peras Petugas Minimarket di Cengkareng

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com