Rusminah mengungkapkan polisi sempat menyebut anaknya tewas karena tawuran. Saat itu ia sedang berada di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk melihat jenazah anaknya.
"Saya lagi di Cipto. Ada polisi di situ, terus saya ditanya, ibu orangtuanya korban ya, korban tawuran ya? Enggak anak saya bukan korban tawuran," kata Rusminah di rumahnya, RT 01 / RW 03, Kampung Rawa, Johar Baru, Jakarta Pusat, Kamis (11/6/2015).
Rusminah beralasan, anaknya saat itu baru pulang dari menonton konser musik di Jakarta Fair Kemayoran. Namun, tiba-tiba sekelompok orang tak dikenal menyerang dan menikam punggung anaknya.
"Anak saya nonton konser Iwan Fals. Pulang sudah dicegat. Ibaratnya sudah dihalang di situ. Sudah berencana di situ," kata Rusminah.
Selain itu, Rusminah juga menampik tuduhan warga Galur yang menyebut bahwa anaknya korban tawuran. Sebab FB saat itu tidak membawa senjata.
"Kalau memang tawuran anak saya membawa senjata. Anak saya lagi bawa motor, yang diboncengin membawa bendera tulisan Kampung Rawa," kata Rusminah.
Sementara itu, Suparno, ayah korban juga mengucapkan hal serupa. Ia tidak terima jika anaknya disebut korban tawuran.
"Anak saya bukan korban tawuran. Ini kriminal murni," kata dia. Suparno tak membantah jika saat pulang anaknya bersama beberapa orang lainnya mengendarai sepeda motor secara beriringan.
Selain itu, mereka juga membawa bendera dengan tulisan OI (Orang Indonesia) dan di bawahnya ada tulisan Kampung Rawa. "Jadi di bawahnya OI ada tulisan Kampung Rawa," kata Suparno.
Ketua RT setempat, Edy menegaskan bahwa pihaknya seringkali mengimbau warganya untuk tidak terlibat aksi tawuran. Jika terbukti, maka ia enggan mengurusi warga yang terlibat.
"Terus terang saja. Kalau anak sini terjadi tawuran. Pihak RT/RW tidak mengurusi. Ini kan penyakit yang dicari," kata Edy.
Sementara itu, Camat Johar Baru Ichsan R Sururi juga menegaskan bahwa kejadian yang menimpa FB bukan karena tawuran. Ia meminta kepolisian untuk segera menangkap pelaku.
"Kejadian tersebut bukan tawuran. Keluarga korban juga meminta pelaku ditangkap. Khawatirnya kalau tidak ditangkap malahan timbul tawuran," kata Ichsan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.