Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampung Pulo Mau Digusur, Ciliwung Merdeka Ungkit Janji Jokowi

Kompas.com - 15/06/2015, 21:48 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Permukiman Kampung Pulo di Jatinegara, Jakarta Timur kembali ramai diberitakan setelah warga bantaran Sungai Ciliwung tersebut direlokasi lagi ke ke rusun. Para warga yang dipindahkan adalah mereka yang menghuni paling tepi Sungai Ciliwung, yakni di RW 01, 02 dan 03, daerah langganan banjir.

Di tengah kebijakan pemerintah ini, kritik datang dari organisasi bernama Ciliwung Merdeka, yang mengklaim menjadi pendamping warga Kampung Pulo dan Bukit Duri sejak tahun 2001.

Ciliwung Merdeka menolak langkah pemerintah memindahkan warga ke rusun karena kebijakan ini dinilai mengabaikan aspirasi warga. Mereka menganggap pemerintah telah melakukan upaya "relokasi paksa" terhadap warga.

Direktur Ciliwung Merdeka, Sandyawan Sumardi mengatakan, relokasi yang terjadi di Kampung Pulo hari ini tidak mencerminkan apa yang diungkapkan Joko Widodo ketika masih menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Jokowi, sebut dia, pada Desember 2012 pernah menyambangi Kampung Pulo dan menjanjikan untuk menata pemukiman di sana.

"Pendekatan itu pernah dilakukan bagus sekali oleh Pak Jokowi. Jadi mau membangun semacam Kampung Deret secara komprehensif. Kalau kami tujuannya supaya Kampung Pulo dibuat 'kampung susun yang manusiawi'. Sebetulnya itu yang kita harapkan dari pendekatan itu," kata Sandyawan, Senin (15/6/2015).

Pihak Ciliwung Merdeka mengklaim, bersama komunitas warga Kampung Pulo dan Bukit Duri, di Jakarta Selatan, sedang mempersiapkan desain komprehensif pembangunan kampung susun yang manusiawi.

Sandyawan mengatakan pihaknya telah melakukan dasar studi antropologi sejarah kampung, dasar hukum, dan pemetaan serta perencanaan tata-ruang dan wirausaha ekonomi komunitas warga secara komprehensif modern bagi warga Kampung Pulo.

Pihaknya tak menolak bila pemerintah membongkar Kampung Pulo. Namun, dia meminta agar perkampungan itu dibangun lagi dengan konsep yang tertata layaknya kampung deret.

Sebab, Kampung Pulo menurut dia bersejarah bagi Jakarta. Ia menolak kampung ini 'diratakan' selamanya.

"Di situ kan kampung adat. Sebenarnya di situ ada jiwa komunitas warga asli Jakarta. Bisa jadi tempat pariwisata," ujar Sandyawan.

Selain itu, kata dia, merelokasi warga ke Rusun Jatinegara Barat telah menghilangkan penghasilan warga.

"Karena rumah susun yang sekarang hanya flat-flat yang hanya untuk tempat tidur, tidak ada tempat kerja. Padahal, warga sektor informal itu rumah jadi tempat kerja (berjualan)," ujar Sandyawan.

Untuk itu, ia berharap pemerintah mendengarkan aspirasi warga di sana. Salah satunya dengan mengadakan dialog.

Pihak Ciliwung Merdeka mengaku telah bertemu dengan Jokowi yang kini telah menjadi Presiden RI, di Istana Negara belum lama ini.

Ia meminta Presiden membantu 'memoratorium relokasi'. "Kami sudah audiensi dalam makan siang dengan kelompok "Punakawan" di Istana Negara dengan Presiden tanggal 4 Juni 2015 lalu, Pak Presiden mengatakan pada saya : 'Lanjutkan saja rencana proyek yang dulu itu'," ujarnya.

Dengan kejadian ini, ia melihat ada ketidak sesuaian dengan apa yang dijanjikan Jokowi. "Tetapi substansinya bukan itu, cobalah dengar dialog dengan warga dulu," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Begal Remaja di Bekasi Residivis, Terlibat Kasus Serupa Saat di Bawah Umur

Begal Remaja di Bekasi Residivis, Terlibat Kasus Serupa Saat di Bawah Umur

Megapolitan
Mayat Laki-laki dalam Kondisi Membengkak Ditemukan di Kamar Kontrakan Depok

Mayat Laki-laki dalam Kondisi Membengkak Ditemukan di Kamar Kontrakan Depok

Megapolitan
4 Anggota Polda Metro Jaya Terlibat Pesta Narkoba, Kompolnas: Atasan Para Pelaku Harus Diperiksa

4 Anggota Polda Metro Jaya Terlibat Pesta Narkoba, Kompolnas: Atasan Para Pelaku Harus Diperiksa

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads

Copyright 2008 - 2023 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com