Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kunjungi Panti, Wagub DKI Sempatkan Main Pingpong

Kompas.com - 18/06/2015, 11:32 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat terlihat ceria ketika menapakkan kakinya di Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 1, Cengkareng, Jakarta Barat, Kamis (18/6/2015).

Djarot datang ke sana dalam rangka menindaklanjuti laporan soal jumlah orang dengan masalah kejiwaan (ODMK) yang semakin banyak dan melebihi kapasitas penghuni di panti tersebut.

Pantauan Kompas.com di lokasi, Djarot datang bersama Kepala Dinas Sosial DKI Masrokhan, Asisten Bidang Kesejahteraan Rakyat Fatahillah, dan ditemani Kepala Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 1 Sarima.

Mereka berkeliling panti, melihat berbagai ruangan, menyapa penghuni panti, dan mengintip sejumlah kegiatan di sana. Saat memasuki halaman belakang, Djarot menatap ke sekelilingnya layaknya orang kagum.

"Ini bisa bersih begini, Bu. Rapi juga. Siapa yang bersih-bersih?" tanya Djarot kepada Sarima.

"Ini penghuni panti semua, Pak. Mereka ada kerja bakti bersih-bersih panti. Rumput, tanaman, juga mereka yang potong," jawab Sarima.

Djarot pertama-tama mendatangi salah satu penghuni yang sedang bermain tenis meja. Tanpa basa-basi, Djarot langsung menawarkan dirinya untuk ikut bermain.

"Ayo, saya ikut. Kamu lawan saya ya," seru Djarot.

Penghuni pria itu pun menyanggupi keinginan Djarot. Mereka bertanding satu lawan satu. Namun, pukulan Djarot berhasil ditepis oleh si penghuni itu. Djarot akhirnya mengaku kalah, dan meminta agar Fatahillah yang melanjutkan pertandingan.

"Waduh kalah saya ini, tidak jago, tidak jago," aku Djarot yang mengundang gelak tawa penghuni lainnya.

Setelah bermain tenis meja, Djarot berkeliling dan memasuki dapur. Djarot melihat-lihat bahan makanan yang disiapkan bagi penghuni yang tidak menjalankan ibadah puasa.

"Penghuni yang puasa di sini cuma lima orang, Pak," ujar Sarima.

Di sana juga ada petugas dan beberapa penghuni panti yang ikut membantu. Mereka ada yang mencuci sayur-sayuran, memasak nasi, serta menggoreng tahu dan tempe.

Jumlah penghuni di sana adalah 787 orang, dengan kapasitas maksimal panti 700 orang saja. Namun, setelah melihat kondisi panti dan penghuni yang baik, Djarot merasa kelebihan 87 orang itu masih normal.

Jika nantinya orang dengan masalah kejiwaan bertambah banyak dan tidak bisa ditampung, Djarot berniat menambah panti-panti serupa di Jakarta.

Djarot juga menegaskan, pemerintah daerah sepenuhnya bertanggung jawab atas keberadaan orang dengan masalah kejiwaan ini. Mereka harus didampingi dan dibina terus hingga bisa kembali terjun di masyarakat.

Djarot juga meminta agar warga DKI tidak memiliki pandangan buruk terhadap orang yang terganggu jiwanya, justru orang-orang itu harus dibina dan diberdayakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com