Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taksi Uber Dipermasalahkan, Apa Kabar Mobil Omprengan?

Kompas.com - 22/06/2015, 11:29 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Upaya penertiban atas operasionalisasi taksi Uber oleh aparat kepolisian yang berawal dari laporan Organda dan Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta, Jumat (19/6/2015), mengundang berbagai pendapat.

Tak hanya di media massa, pengguna media sosial pun mengutarakan pandangannya atas kondisi tersebut. Salah satunya adalah seorang pengguna akun jejaring sosial Facebook dengan nama Gian Perkasa. Dia menyoroti eksisnya angkutan omprengan yang dia sebut hingga kini masih marak di sekitaran Semanggi, tak jauh dari Mapolda Metro Jaya.

Dalam status Facebook yang ditulis pada Sabtu (20/6/2015) lalu, Gian melontarkan kritik atas tidak tegasnya penindakan terhadap angkutan omprengan. Padahal, sudah beberapa kali angkutan tersebut terlibat dalam kecelakaan yang menewaskan penumpangnya.

"Omprengan di seputaran Semanggi udah tahunan gan, kita bisa dilacak posisinya. Pemiliknya juga gak tahu siapa. Pernah ada kecelakaan hebat yang melibatkan pejabat entu, masih beredar juga tuh omprengan. Ini bisnis model sekarang malah diurus duluan," tulis dia sambil menautkan berita Kompas.com yang berjudul "Mobil Uber Itu Bukan Transportasi Umum".

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta Benjamin Bukit mengatakan, secara peraturan, pihaknya tidak bisa menindak langsung mobil berpelat hitam. Sebab, hal itu merupakan kewenangan kepolisian.

Menurut Benjamin, cara yang bisa dilakukan oleh Dishubtrans adalah melaporkannya ke kepolisian untuk kemudian polisi yang mengambil tindakan. Hal itu merupakan cara yang juga mereka lakukan terhadap Uber. "Polisi yang nindak karena kalau pelat hitam kita tidak bisa," ujar dia seusai upacara peringatan HUT ke-488 Kota Jakarta di Lapangan Monas, Senin (22/6/2015).

Benjamin mengaku tahu tentang eksisnya angkutan omprengan di sekitar Semanggi. Ia mengaku sudah rutin menyampaikan hal tersebut kepada polisi. Namun, dia menilai penindakan terhadap angkutan omprengan belum konsisten.

Benjamin menyatakan akan terus berkoordinasi dengan kepolisian agar penindakan terhadap angkutan omprengan bisa terus dilakukan. "Selalu kok ditertibkan, seperti di Rawa Buaya (Jakarta Barat). Cuma kurang konsisten saja. Kita terus koordinasi dengan polisi. Kalau polisi mau tegas, ya langsung dikandangin," kata Benjamin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Arogansi Pengendara Fortuner yang Mengaku Anggota TNI, Berujung Terungkapnya Sederet Pelanggaran Hukum

Arogansi Pengendara Fortuner yang Mengaku Anggota TNI, Berujung Terungkapnya Sederet Pelanggaran Hukum

Megapolitan
Banjir dan Fasilitas Rusak, Pekerja di Pelabuhan Sunda Kelapa: Tolong Perbaiki, Supaya Banyak Pengunjung...

Banjir dan Fasilitas Rusak, Pekerja di Pelabuhan Sunda Kelapa: Tolong Perbaiki, Supaya Banyak Pengunjung...

Megapolitan
Walkot Depok Idris: Saya Cawe-cawe Dukung Imam Budi Hartono di Pilkada

Walkot Depok Idris: Saya Cawe-cawe Dukung Imam Budi Hartono di Pilkada

Megapolitan
Jakarta yang Terbuka Lebar bagi Para Perantau, tetapi Jangan Nekat...

Jakarta yang Terbuka Lebar bagi Para Perantau, tetapi Jangan Nekat...

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 18 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 18 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Kisah di Balik Menjamurnya Warung Madura, Ada Bos yang Dukung Pekerja Buka Usaha Sendiri

Kisah di Balik Menjamurnya Warung Madura, Ada Bos yang Dukung Pekerja Buka Usaha Sendiri

Megapolitan
Polisi Imbau Masyarakat Setop Bagikan Video Bunuh Diri Selebgram Meli Joker

Polisi Imbau Masyarakat Setop Bagikan Video Bunuh Diri Selebgram Meli Joker

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Sopir Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Ditangkap | Pendeta Gilbert Lumoindong Dituduh Nistakan Agama

[POPULER JABODETABEK] Sopir Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Ditangkap | Pendeta Gilbert Lumoindong Dituduh Nistakan Agama

Megapolitan
Sejumlah Calon Wali Kota Bogor Mulai Pasang Baliho, Rusli Prihatevy Mengaku Masih Santai

Sejumlah Calon Wali Kota Bogor Mulai Pasang Baliho, Rusli Prihatevy Mengaku Masih Santai

Megapolitan
Mengaku Polisi, Seorang Begal Babak Belur Diamuk Massa di Bekasi

Mengaku Polisi, Seorang Begal Babak Belur Diamuk Massa di Bekasi

Megapolitan
Beredar Foto Dahi Selebgram Meli Joker Benjol Sebelum Bunuh Diri, Polisi: Itu Disebabkan oleh Korban Sendiri

Beredar Foto Dahi Selebgram Meli Joker Benjol Sebelum Bunuh Diri, Polisi: Itu Disebabkan oleh Korban Sendiri

Megapolitan
Polisi Sebut Kekasih Selebgram yang Bunuh Diri Sambil 'Live' Tak Lakukan Kekerasan Sebelum Korban Akhiri Hidup

Polisi Sebut Kekasih Selebgram yang Bunuh Diri Sambil "Live" Tak Lakukan Kekerasan Sebelum Korban Akhiri Hidup

Megapolitan
Merantau ke Jakarta Jadi Pemilik Warung Sembako, Subaidi Sering Dianggap Punya Banyak Uang oleh Orang di Kampung

Merantau ke Jakarta Jadi Pemilik Warung Sembako, Subaidi Sering Dianggap Punya Banyak Uang oleh Orang di Kampung

Megapolitan
PDI-P Depok Sebut Supian Suri Punya Modal Popularitas dan Elektabilitas untuk Ikut Pilkada

PDI-P Depok Sebut Supian Suri Punya Modal Popularitas dan Elektabilitas untuk Ikut Pilkada

Megapolitan
Jadi Pengedar 10 Kg Sabu, Pengangguran di Bekasi Terancam 20 Tahun Penjara

Jadi Pengedar 10 Kg Sabu, Pengangguran di Bekasi Terancam 20 Tahun Penjara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com