"Yang menjadi keprihatinan kita, sampai hari ini, penyerapan anggaran DKI Jakarta tidak sampai 20 persen. Tolong ini bisa dipacu kembali. Momentum hari ulang tahun ini saya kira bisa dijadikan pemacu pembangunan di Jakarta," kata Tjahjo saat menyampaikan kata sambutan dalam sidang paripurna istimewa HUT ke-488 Kota Jakarta di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (22/6/2015).
Tjahjo menyadari rendahnya penyerapan anggaran di DKI Jakarta akibat kehati-hatian Gubernur Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama dalam membelanjakan anggaran. Sebab, kata Tjahjo, Basuki tidak ingin ada penyalahgunaan anggaran.
"Tenaga di bawah lebih suka menyewa truk sampah yang Rp 400 miliar ketimbang membeli. Antara merenovasi dengan membangun SD, lebih mahal renovasinya. Itulah yang saya kira membuat Gubernur hati-hati dalam membelanjakan anggaran," ujar dia.
Meski demikian, Tjahjo menyatakan upaya pencegahan korupsi tidak boleh sampai membuat rendahnya penyerapan.
Sebab, rendahnya penyerapan anggaran akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan, dan kesejahteraan masyarakat.
"Jadi, bagaimana menangani korupsi itu. Seorang pemimpin kan harus tahu bagaimana melaksanakan tugas membangun pemerintahan yang efektif, efisien, dan taat pada hukum," ujar politisi PDI Perjuangan itu.
Tjahjo pun memasang target untuk DKI Jakarta. Menurut dia, pada tahun ini, penyerapan anggaran di Jakarta harus mencapai angka 75 persen. Tjahjo menyatakan target itu wajib untuk dicapai.
"Pengalaman tahun kemarin yang cuma 40 persen harus jadi warning. Tahun ini paling tidak harus bisa di atas 75 persen. Harus bisa. Kalau tidak bisa, jangan salahin kami kalau tahun besok masih dievaluasi kembali," kata Tjahjo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.