Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo pun telah memberi warning Basuki atas rendahnya serapan APBD DKI 2015 yang baru mencapai 10-20 persen.
"Ya memang beliau (Mendagri) mengerti. (pejabat SKPD) yang tidak bisa nyerap (anggaran), saya stafkan? Tahun ini, kami mau banyak jadikan staf eksekutif," kata Ahok, sapaan Basuki, di Balai Kota, Senin (22/6/2015).
Menurut dia, salah satu penyebab rendahnya serapan anggaran karena DKI tidak bisa belanja lahan dengan maksimal.
Padahal, lanjut dia, seluruh Dinas yang memiliki kewajiban pembelian lahan atau pembebasan lahan dapat berkoordinasi dengan Asisten Sekda bidang Pembangunan jika menemui kendala.
Sehingga ia bakal mengalihkan anggaran pengadaan lahan itu kepada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) seperti PT Jakarta Propertindo dan PT Pembangunan Jaya.
"Mendagri mengerti kok dilemanya di mana. Mesti nitip pembelian lahan ke BUMD semuanya, kayak beli bus itu lebih cepat dilakukan BUMD (PT Transjakarta)," ujarnya.
Basuki menegaskan Pemprov DKI bakal mengejar tingginya nilai serapan anggaran pada APBD Perubahan (APBD-P) 2015. Anggaran akan banyak dialihkan untuk pemberian penyertaan modal pemerintah (PMP) kepada BUMD DKI.
Meski demikian, Basuki tetap menargetkan penyerapan anggaran hingga 90 persen dari total Rp 69,28 triliun.
"Kami punya SKPD segitu banyak, mau diapain, itu dilematisnya. Nanti kami stafkan sajalah (pejabat DKI)," ucap dia.
Sebelumnya warning Mendagri Tjahjo Kumolo kepada Basuki disampaikan saat penyampaian sambutan pada Sidang Paripurna Istimewa DPRD DKI dalam rangka peringatan HUT ke-488 DKI Jakarta.
"Yang memprihatinkan saya adalah anggaran baru 10 persen penyerapannya di DKI, tolong pacu kalau tidak yang rugi masyarakat," Tjahjo. [Baca: Penyerapan Anggaran DKI Tahun Ini Masih di 10 Persen, Mendagri Prihatin]
Dia meminta Basuki untuk memperbaiki penyerapan anggaran daerah. Karena bila penyerapan APBD sangat minim, maka akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan, serta mempengaruhi kesejahteraan masyarakat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.