"Waktu itu dia mengaku punya jaringan kuat di perusahaan pengadaan alat rumah tangga. Setelah dijelasin, saya tergiur. Tawarannya meyakinkan banget," ujar salah satu warga, Lorentina (67), ketika dihubungi, Senin (22/6/2015) malam.
Lorentina menjelaskan, awalnya, dia ditawari untuk menanam modal untuk membeli 50 buah bed cover dan harus berinvestasi sebesar Rp 10 juta untuk pengadaan itu. Lorentina mengatakan, dia dijanjikan akan menerima uangnya kembali dalam jumlah yang lebih besar yaitu Rp 15 juta.
Ini berarti, Lorentina akan mendapat untung Rp 5 juta. Akan tetapi, keuntungan tersebut tersebut harus dibagi dua dengan Neneng. Sehingga, keuntungan yang didapat Lorentina adalah Rp 2,5 juta.
"Dan saya benar-benar mendapat keuntungan Rp 2,5 juta itu awalnya," ujar Lorentina.
Lorentina mengatakan, bisnis mereka berjalan lancar selama hampir satu tahun, tepatnya 11 bulan. Tiap kali Lorentina memberi sejumlah uang untuk investasi, Lorentina mendapatkan uangnya kembali sekaligus keuntungannya. Jumlah keuntungan pun bervariasi tergantung seberapa besar nilai investasi yang disetor Lorentina.
"Saya seminggu bisa setor sampai belasan juta karena saya udah ngerasain kan keuntungannya lumayan, jadi saya setor uang lebih banyak," ujar dia.
Lorentina mengatakan hal tersebut bukan hanya ditawarkan kepada dia saja, melainkan juga 20 warga sekitar lainnya. Mereka semua tergiur melakukan investasi karena keuntungannya besar yang dijanjikan Neneng. Bahkan, ada warga yang berinvestasi hingga Rp 100 juta.
Setelah 11 bulan berlalu, kini warga tidak lagi menerima keuntungan dari investasi tersebut. Tepatnya, keuntungan berhenti didapat sejak Juni 2015 lalu.
Warga pun sempat menyambangi rumah kontrakan Neneng pada Jumat (19/6/2015). Akan tetapi, rumah tersebut telah kosong. Keberadaan Neneng tidak diketahui. Tidak ada satu orangpun yang melihat Neneng dan keluarganya pergi meninggalkan rumah.
"Cuma sisa barang rongsokan saja," ujar Lorentina.
Para korban penipuan itu kemudian melaporkan hal tersebut ke Polresta Bekasi Kota pada Jumat lalu. Mereka telah tertipu investasi bodong.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.