"Kami menuntut pertanggungjawaban karena beliau yang menerbitkan surat dukungan PRJ Senayan. Kami mau menanyakan, sejauh mana beliau terlibat di PRJ Senayan," kata salah seorang pedagang, Kholidiawati.
Namun, Djarot tidak menemui mereka. Para pedagang dan penyewa itu hanya ditemui oleh staf pribadi Djarot, Monang Tambunan.
Seusai melakukan pertemuan tertutup selama kurang lebih 90 menit, Kholidiawati atau yang akrab disapa Lida mengungkapkan, Pemprov DKI akan langsung membicarakan permasalahan pedagang kepada pihak pengelola PRJ Senayan, PT Pradana Gransindo Convex.
Menurut dia, pengelola harus mengembalikan lagi uang sewa tenda yang telah dibayarkan. Lida menyewa dua stan kecil sebesar Rp 2 juta tiap tenda. Tenda itu dipergunakan untuk menjual makanan beku serta tas dan dompet.
"Saya tidak meminta ganti rugi. Kalau dibilang ganti rugi, freezer saya sudah meledak, blender dan mixer semuanya pecah. Tetapi, saya meminta uang saya kembali Rp 4 juta, itu saja," kata Lida dengan suara meledak-ledak.
Lida mengaku tidak tahan membuka stan hingga tujuh hari penyelenggaraan PRJ Monas. Baru sehari, Lida memutuskan untuk menutup stannya dan tidak berjualan kembali.
Lida bersama teman-temannya merasa ditipu pengelola yang menjanjikan air serta listrik. Karena tidak disediakan listrik, hampir seluruh makanan dagangannya menjadi busuk dan basi.
"Saya tuh mau dagang di PRJ karena ada kata PRJ-nya dan itu artinya uang. Kemarin-kemarin saya sudah biasa ikut event di kelurahan dan kecamatan selalu berhasil. Nah, ketika ada PRJ, saya pikir akan lebih untung, ternyata rugi," kata Lida.
Sabtu (20/6/2015) kemarin, lanjut dia, pihak pengelola menjanjikan pengembalian ganti rugi di Gedung Dewan Pers. Namun, pengelola ingkar janji dan belum mengembalikan uang sewa stan mereka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.