Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Semua PKL Berniat Berdagang di Lenggang Jakarta

Kompas.com - 23/06/2015, 15:08 WIB
JAKARTA, KOMPAS — Kepala Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan DKI Jakarta Joko Kundaryo mensinyalir, tidak semua orang yang mengikuti verifikasi untuk berjualan di Lenggang Jakarta di kawasan Monas benar-benar berniat berdagang di dalam pusat kuliner dan suvenir resmi tersebut.

Menurut Joko, sampai saat ini jumlah pedagang yang berjualan di Lenggang Jakarta 329 orang dari hasil verifikasi dan pelatihan. Joko menuturkan, sebanyak 10 pedagang yang masih diverifikasi ternyata mengundurkan diri.

"Jadi ketahuan niat mereka sebenarnya bukan untuk berjualan di Lenggang Jakarta. Operator sekarang masih melakukan perekrutan untuk mengisi 10 tempat itu. Sudah ada daftar tunggu. Jumlah maksimal pedagang di Lenggang Jakarta 339 orang," ujarnya, Selasa (22/6).

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama juga menduga ada sejumlah pedagang di Lenggang Jakarta yang "bermain di dua kaki", dalam arti mereka berjualan di dalam Lenggang Jakarta sekaligus masih memiliki lapak liar di luarnya.

Pantauan Kompas di lapangan, Senin kemarin, juga menunjukkan bahwa sebagian PKL liar di luar Lenggang Jakarta mendapat pasokan barang dagangan dari pedagang di dalam Lenggang Jakarta.

Joko mengakui, penertiban PKL dengan cara relokasi memang rumit karena kapasitas tempat untuk relokasi sangat terbatas, tidak berimbang dengan jumlah PKL yang harus direlokasi. Selain di Lenggang Jakarta, para PKL yang ditertibkan di sejumlah tempat juga telah direlokasi ke dalam mal, seperti Gandaria City dan Kota Kasablanka di Jakarta Selatan.

"Karena tidak imbang, terpaksa kami undi. Yang bisa kami bantu untuk sementara ini baru PKL yang memiliki KTP DKI Jakarta. Yang tidak memiliki KTP DKI belum bisa kami bantu," kata Joko.

Sampai saat ini, Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan masih mendata jumlah PKL di Jakarta. Joko mengatakan, progres pendataan di lapangan berjalan lambat, tetapi terus berjalan. Jumlah PKL yang sudah didata sekitar 15.000 orang dari ratusan ribu PKL yang kemungkinan ada di Jakarta.

Terkait dengan tindak lanjut kasus perusakan Lenggang Jakarta, Sabtu malam lalu, Kepolisian Daerah Metro Jaya siap membantu melakukan pengamanan dan penertiban di kawasan Monas. Menurut Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar M Iqbal, Senin, polisi akan mengoptimalkan pengamanan di lokasi untuk mengantisipasi terjadi peristiwa serupa.

"Kapolda sudah perintahkan untuk melakukan peningkatan penjagaan di sana. Kapolda juga sudah menginstruksikan kepada jajaran Polres Jakpus dan satuan kerja operasional agar melakukan penggalangan dan komunikasi agar tidak terjadi lagi hal seperti ini," kata Iqbal kepada wartawan.

Selain melakukan antisipasi, Polda Metro Jaya juga melakukan penegakan hukum dengan mengejar dalang ataupun pelaku kerusuhan tersebut. Menurut Iqbal, sudah ada pelaku yang ditetapkan sebagai tersangka dan penyidik masih mengembangkan kasus tersebut.

Terlalu berat

Sementara itu, para PKL yang tetap bertahan berjualan di kawasan Monas di luar kompleks Lenggang Jakarta mengaku tak sanggup membayar uang sewa Rp 250.000 per bulan jika harus berjualan di Lenggang Jakarta.

"Saya enggak sanggup kalau sewanya segitu. Saya cuma dapat Rp 100.000-Rp 150.000 jualan dari pagi sampai malam. Itu untungnya cuma Rp 30.000-Rp 50.000. Hari ini saja baru laku enam gantungan kunci," keluh Adul, salah seorang pedagang yang berjualan di lahan parkir IRTI, Monas.

Ali (25), pedagang kaus di kawasan Monas, menuturkan, dia pindah dari berdagang di pinggir jalan sekitar Jakarta Barat sejak satu tahun lalu. Menurut dia, kawasan Monas punya daya tarik sebagai lahan bisnis karena banyak pengunjung. "Saya lihat di sini ramai, jadi pengin mencoba jualan di sini. Siapa tahu rezekinya lebih lancar," ujar Ali.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Megapolitan
Maling di Sawangan Depok Angkut 2 Motor Lewati Portal Jalan

Maling di Sawangan Depok Angkut 2 Motor Lewati Portal Jalan

Megapolitan
Pedagang Pigura di Jakpus 'Curi Start' Jualan Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Jakpus "Curi Start" Jualan Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Pertanyakan Urgensi Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Ketua DPRD DKI Pertanyakan Urgensi Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN Tak Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024

Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN Tak Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Sempat Mengamuk Saat Dibawa Sudinsos

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Sempat Mengamuk Saat Dibawa Sudinsos

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com