Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lapor ke Polisi Berbelit-belit, Mereka Pilih Curhat di Media Sosial

Kompas.com - 26/06/2015, 09:22 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Era informasi digital membuat warga di kota-kota besar kerap menuangkan curahan hati dan tulisan berupa jurnalisme warga ke akun media sosial (medsos) pribadi. Hal tersebut merupakan imbas berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap aparat penegak hukum dalam menindaklanjuti laporan warga.
 
"Males juga kalau harus ke kantor polisi dulu. Langsung posting saja tulisan dan foto," kata seorang warga Bekasi, Emil (27), Kamis (25/6/2015) malam.
 
Menurut wanita karier tersebut, tulisan jurnalisme warga tersebut lebih mudah diakses oleh masyarakat. Pasalnya, laporan apa pun dapat diunggah dan dibaca sesama pengguna perangkat telepon pintar yang memiliki jejaring sosial.
 
"Kan orang butuh informasi cepat. Tidak hanya berita, tetapi informasi. Kadang kan informasi tidak selalu dari berita, bisa juga dari update status, postingan, atau broadcast," ujarnya.
 
Selain itu, warga juga lebih memilih untuk melapor melalui medsos karena tidak dikenakan biaya. Wahyu (27), warga Kampung Rambutan, menilai setiap kali melapor ke kantor polisi kerap berbelit-belit dan selalu berkaitan dengan rupiah.
 
"Lihat saja kasus-kasus besar yang melibatkan orang kaya, pasti laporannya cepat ditindaklanjuti. Tapi, giliran laporan dari warga kecil, boro-boro ditindak, dilayani saja syukur. Kalaupun dilayani, itu pun lamban," ujarnya.
 
Sementara itu, Deri (35), warga lainnya, mendukung aktivitas jurnalisme warga seperti yang dilakukan pemilik akun Facebook Diki Septerian beberapa waktu lalu. "Postingan-postingan seperti itu baru bisa bikin polisi bergerak. Soalnya, kalau cuma laporan lisan atau tulisan, sepertinya enggak ngaruh. Kalau postingan, apalagi kalau ada foto, banyak yang share, media massa pun pasti bakal meliput," tuturnya.
 
Menanggapi hal tersebut, Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian memaklumi jika hal tersebut memang mulai marak dilakukan masyarakat. Menurut dia, hal tersebut akan dijadikan tantangan bagi dirinya untuk memperbaiki dan mengevaluasi kinerja anak buahnya.
 
"Ya, itu tantangan untuk diperbaiki. Kita terus lakukan evaluasi. Di sisi lain, hal itu dilakukan ada kaitannya dengan mindset tingkat bawah, khususnya keinginan masyarakat yang meminta kinerja maksimal anggota kepolisian," kata Tito di Pelabuhan Muara Baru, Jakut, Kamis malam.
 
Terkait aksi curas, khususnya di wilayah Cilincing, Jakarta Utara, Tito mengatakan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan Polres dan Polsek terkait mengingat kawasan tersebut daerah rawan kejahatan.
 
"Kita terus koordinasi dengan Kapolres dan Kapolsek, khususnya Kapolres Jakut dan Bekasi Kota, karena daerah itu memang rawan dan kendaraan kerap berhenti karena macet di sepanjang jalan," ucap Tito.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com