Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Integrasi Angkutan Disambut Baik

Kompas.com - 28/06/2015, 08:07 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Pemilik angkutan umum bus sedang menyambut baik rencana integrasi ke dalam pengelolaan PT Transportasi Jakarta demi perbaikan transportasi di Ibu Kota. Namun, mereka berharap ada kejelasan konsep, proses, dan mekanisme bisnis serta kemudahan dalam integrasi dengan PT Transportasi Jakarta.

Salah satu pemilik metromini, Azas Tigor Nainggolan, Jumat (26/6), mengatakan, sebenarnya banyak pemilik bus metromini bersedia bergabung ke dalam pengelolaan PT Transportasi Jakarta. "Namun, ketika saya tanya ke Dinas Perhubungan dan Transportasi konsep dan mekanismenya seperti apa, saya tidak mendapatkan jawaban yang jelas," katanya.

Koperasi Angkutan Jakarta (Kopaja), yang juga mengoperasikan bus sedang, telah lebih dahulu menyatakan bersedia bergabung ke dalam pengelolaan PT Transportasi Jakarta. Sebanyak 120 bus baru Kopaja akan bergabung dengan PT Transportasi Jakarta dalam 1-2 bulan ini.

Tigor mengungkapkan kondisi metromini yang sejak tahun 1993 tanpa kepengurusan yang jelas. Bus-bus metromini dimiliki perorangan. Akibatnya pemeliharaan bus tidak terawasi sehingga banyak bus yang tidak laik jalan, tetapi tetap dioperasikan.

"Kondisi seperti ini seharusnya juga menjadi pertimbangan. Saya berharap agar pemilik bus bisa langsung berhubungan dengan PT Transjakarta, tidak perlu harus lewat pengurus, supaya lebih mudah," ujar Tigor.

Beberapa pemilik metromini sudah meremajakan busnya mirip kopaja AC dengan dek tinggi sehingga bisa berhenti di halte bus transjakarta. Namun, pintu bus masih berada di sisi kiri, sementara bus yang lewat di jalur khusus bus transjakarta harus berpintu di sisi kanan.

Tiga standar

Direktur Utama PT Transportasi Jakarta Antonius NS Kosasih mengatakan, ada setidaknya tiga standar yang harus dipenuhi oleh bus-bus yang berintegrasi dalam pengelolaan PT Transportasi Jakarta, yaitu keamanan, kenyamanan, dan pengawasan.

"Soal keamanan misalnya pintu yang harus tertutup. Selain itu, harus ada kamera pengawas di dalam bus. Soal kenyamanan misalnya harus ada penyejuk. Soal pengawasan, kontrol data, dan pengaturan bus juga kami yang mengatur," ujar Kosasih.

Menurut Kosasih, pengaturan itu penting dilakukan mengingat di satu tempat banyak penumpang, tetapi bus kurang. Sementara di tempat lain bus banyak, tetapi penumpang tidak terlalu banyak. Untuk itu, bus-bus sedang yang bergabung dengan PT Transportasi Jakarta juga akan dioperasikan di luar rute bus transjakarta.

Kosasih menjelaskan, pihaknya tetap akan mengakomodasi rute bus sedang yang ramai penumpang. "Misalnya di jalur bus transjakarta Koridor VI (Ragunan-Dukuh Atas), nanti saya buat rute dari Ragunan, Dukuh Atas, terus ke Manggarai dan Senen. Ini berdasarkan survei bersama Kopaja juga, mereka tahu di mana rute yang ramai penumpang," tuturnya.

Kopaja atau bus sedang lain yang nantinya akan bergabung ke dalam pengelolaan PT Transportasi Jakarta juga akan difungsikan sebagai angkutan pengumpan, terutama untuk bus yang beroperasi di luar jalur bus transjakarta.

Kalah bersaing

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berharap langkah Kopaja ini juga diikuti oleh Metromini, Kopami, dan para pemilik bus sedang lainnya. "Semua harus terintegrasi dengan PT Transportasi Jakarta supaya bisa mendapatkan pembayaran per kilometer dan subsidi. Jika tidak, Anda tidak mungkin sanggup bersaing dengan transjakarta," katanya.

Basuki berencana memberikan insentif kepada penumpang transjakarta dan angkutan umum yang terintegrasi dengan transjakarta, misalnya dengan tiket gratis atau tiket harian, mingguan, bulanan, dan tahunan. Seseorang yang naik bus berkali-kali dalam sehari akan diuntungkan.

Dia juga berharap bisa mendatangkan bus yang berkualitas standar dunia dengan perawatan dari agen pemegang merek. "Jadi, kami mau datangkan bus dari Jerman, dari Inggris jika perlu, dan dari Swedia yang sudah kelas Eropa. Nanti Anda bayar sehari bisa bebas ke mana-mana," ujar Basuki. (FRO)

_________________________________

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 27 Juni 2015, di halaman 25 dengan judul "Integrasi Angkutan Disambut Baik".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com