Hal itu seperti yang diucapkan oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama pada sidak beberapa waktu lalu. "Itu kemarin saya yang dampingi. Jadi, untuk Benhil itu kemarin sebenarnya kurang dari 10 persen, tepatnya 9,2 persen," ujar Dewi ketika dihubungi, Minggu (28/6/2015).
Dewi pun menjelaskan makanan apa saja yang ditemukan mengandung bahan berbahaya dari sidak kemarin. Berdasarkan makanan yang diperiksa, BPOM DKI menemukan makanan-makanan yang mengandung rodhamin B dan formalin.
Hidangan takjil yang biasa mengandung rodhamin B atau pewarna sintetis adalah kerupuk asinan, kolang-kaling merah, kue mangkuk, kolak delima, dan pacar cina. Sementara itu, makanan yang mengandung formalin ada pada gorengan-gorengan, seperti tahu dan juga martabak.
"Tahu yang ada di asinan juga memakai formalin," ujar Dewi.
Ketika itu, BPOM juga memeriksa cendol hijau yang dijual di pusat jajanan Benhil. Hasilnya, cendol tersebut tidak menggunakan daun suji atau pewarna makanan sebagai pemberi warna hijaunya. Cendol tersebut malah mengandung pewarna berbahaya.
Dewi mengatakan, pada sidak kemarin, BPOM memeriksa langsung hidangan takjil-takjil di dalam mobil yang sudah berisi peralatan khusus.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyebut makanan takjil yang dijajakan di Benhil tak semua aman untuk dikonsumsi. Bahkan, lanjut dia, Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) DKI menemukan, banyak jajanan di Benhil yang menggunakan formalin, rodhamin, dan zat berbahaya lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.