Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tertibkan PKL, Ahok Terapkan Asas Manfaat dan Mudarat

Kompas.com - 29/06/2015, 11:21 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Fenomena "pasar tumpah" yang terjadi di ibu kota jelang Hari Raya Idul Fitri, membuat jajaran Pemerintah Provinsi DKI bekerja ekstra untuk menertibkannya. Meski demikian, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengakui tidak semua "pasar tumpah" akan ditertibkan.

Dalam menertibkan "pasar tumpah", Basuki menerapkan azas manfaat dan mudharat.  "Kalau pasar tumpah itu enggak sampai tutup trotoar, kami kasih berjualan. Bagi saya, PKL (pedagang kaki lima) itu tulang punggung ekonomi kerakyatan, tapi bukan berarti kamu merugikan warga banyak, karena setiap keputusan selalu ada manfaat dan mudharatnya. Kami mau manfaat lebih banyak dan mudharat sedikit mungkin," kata Basuki, di Balai Kota, Senin (29/6/2015).

Menurut dia, PKL yang berdagang hingga menutup akses jalan serta trotoar hanya menguntungkan pedagang itu saja. Sementara hal itu merugikan bagi warga lainnya, khususnya pejalan kaki.

Tak hanya pedagang yang menutup akses jalan, lanjut dia, pedagang yang menggunakan zat berbahaya juga merugikan warga. Bahkan, zat berbahaya yang dipergunakan pedagang untuk mengolah makanan dagangannya membuat banyak konsumen terkena penyakit kanker hingga meninggal dunia.

Basuki mengaku tidak akan takut dimusuhi pedagang yang menjajakan dagangannya dengan zat berbahaya. Ia lebih baik dimusuhi pedagang itu daripada membiarkan jutaan warganya meninggal sia-sia.

"Kerupuk dikasih zat pewarna, cendol warnanya hijau ternyata pakai pewarna tekstil buatan warga biru dan kuning, gila kan. Terus ada makanan yang mengandung rhodamine, zat pewarna yang membuat kanker hati, kami enggak mau toleransi lagi," tegas dia. 

"Saya ingin keamanan pangan ada di Jakarta. Kasihan banyak warga Jakarta yang usia produktif sudah terkena kanker," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Megapolitan
KPU Gelar Sayembara Maskot dan 'Jingle' Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

KPU Gelar Sayembara Maskot dan "Jingle" Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

Megapolitan
Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Megapolitan
Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Megapolitan
Diduga Alami 'Microsleep', Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Diduga Alami "Microsleep", Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Megapolitan
Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Megapolitan
Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Megapolitan
H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

Megapolitan
Dirawat di Panti Sosial, Lansia M Masih Melantur Diperkosa oleh Ponsel

Dirawat di Panti Sosial, Lansia M Masih Melantur Diperkosa oleh Ponsel

Megapolitan
Dua Korban Tewas Kecelakaan Tol Cikampek Km 58 Asal Depok Dimakamkan di Ciamis

Dua Korban Tewas Kecelakaan Tol Cikampek Km 58 Asal Depok Dimakamkan di Ciamis

Megapolitan
Lansia yang Mengaku Diperkosa Ponsel Diduga Punya Masalah Kejiwaan

Lansia yang Mengaku Diperkosa Ponsel Diduga Punya Masalah Kejiwaan

Megapolitan
Pakai Mobil Dinas ke Puncak, Pejabat Dishub DKI Disanksi Tak Dapat Tunjangan 2 Bulan

Pakai Mobil Dinas ke Puncak, Pejabat Dishub DKI Disanksi Tak Dapat Tunjangan 2 Bulan

Megapolitan
98.432 Pemudik Sudah Kembali ke Jakarta Naik Kereta Api via Stasiun Pasar Senen

98.432 Pemudik Sudah Kembali ke Jakarta Naik Kereta Api via Stasiun Pasar Senen

Megapolitan
Dishub DKI: 80 Persen Pemudik Sudah Pulang, Lalu Lintas Jakarta Mulai Padat

Dishub DKI: 80 Persen Pemudik Sudah Pulang, Lalu Lintas Jakarta Mulai Padat

Megapolitan
Wanita di Jaksel Sempat Cekcok dengan Kekasih Sebelum Gantung Diri

Wanita di Jaksel Sempat Cekcok dengan Kekasih Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com