Lurah Cibesut, Sri Sundari, mengatakan bahwa pihaknya telah mengumpulkan puluhan warga Cibesut, Selasa (30/6/2015) siang. Tujuannya untuk mengakhiri tawuran yang mulai intens sejak awal puasa lalu.
"Tadi kami sudah kumpulkan sekitar 40 orangtua, yang anak-anaknya disinyalir melakukan tawuran. Kami lakukan pembinaan, dan kami sampaikan bahwa anak-anaknya sudah dalam catatan. Kalau masih tawuran, kami sudah sepakat dengan polisi untuk diciduk," kata Sri, saat ditemui Kompas.com di kantor Kelurahan Cibesut, Selasa sore.
"Kalau cedera kecil-kecil pasti ada, tetapi di lapangan kami belum lihat adanya korban (luka)," ujar Sri.
Camat Jatinegara Sofian Taher mengatakan, penyebab tawuran adalah persoalan sepele. Setelah sahur, para remaja itu terlibat aksi saling ejek. Buntutnya adalah tawuran tersebut. "Masalahnya yakni saling ejek, masalah sepele," ujar Sofian, di tempat yang sama.
Sofian mengatakan, para remaja yang terlibat tawuran diduga berusia 11-20 tahun. Pihaknya telah mencatat identitas tiga remaja yang diketahui kerap menjadi provokator tawuran. Besok, mereka akan dipanggil untuk dibina.
"Ada tiga orang mengakui anaknya melakukan itu. Besok mereka mau membawa anaknya kepada kami untuk diberikan nasihat. Kami minta, kalau ada lagi tawuran, kami ciduk. Identitasnya sudah ditandai," ujar Sofian.