Apalagi, pada saat masa kampanye dan seusai terpilih menjadi gubernur, Jokowi melakukan blusukan ke Kampung Apung dan berkomitmen akan menyelesaikan masalah di sana yang sudah terjadi sejak sekitar 20 tahun silam itu.
Kegusaran warga selama puluhan tahun sedikit terbayar ketika upaya pengeringan Kampung Apung dimulai pada Maret 2014. Dimulai dari pengeringan, pembersihan, dan rencana relokasi makam di lahan Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kapuk Teko yang berada di sisi barat Kampung Apung. Menurut rencana, makam akan dipindahkan ke TPU Tegal Alur, Kalideres.
Tetapi, kegembiraan warga hanya berlangsung seketika. Pengeringan dan relokasi makam tiba-tiba berhenti tujuh bulan kemudian tanpa alasan yang jelas.
Kini, lahan TPU Kapuk Teko yang pernah dikeringkan itu kembali dipenuhi oleh air dan tanaman eceng gondok. Warga pun merasa tertipu dan kembali menelan rasa kecewa.
Djuhri, seorang tokoh masyarakat Kampung Apung, menyebut selama ini tidak pernah ada upaya serius dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menangani Kampung Apung.
"Gubernur sudah ganti berkali-kali, tetap saja masalah Kampung Apung ini tidak pernah selesai. Pemerintah cuma banyak perencanaan saja, tapi tidak ada upaya nyata mengatasi kampung kami yang terendam puluhan tahun," kata Djuhri saat ditemui Warta Kota di rumahnya, Sabtu (4/7/2015).
Menurut Djuhri, belum ada kabar kapan proses relokasi ratusan makam itu akan kembali dilanjutkan.
"Yang terpenting juga, kalau sudah direlokasi, lahan TPU itu akan difungsikan sebagai apa. Warga meminta agar bekas lahan TPU dibangun sekolah setara SMU karena di sekitar sini belum ada SMU negeri. Tapi, pertanyaannya, kapan relokasi makam itu akan dilanjutkan lagi?"
Beberapa warga yang ditemui enggan berkomentar banyak soal penataan Kampung Apung. Mereka sudah telanjur kecewa dan marah akibat janji-janji pemerintah untuk menata kampung tersebut tidak pernah ditepati.
"Kita merasa dibohongi sama Pak Jokowi," ucap seorang warga yang menolak menyebutkan namanya.
Ketakutan
Sementara itu, warga Kampung Apung kini berada dalam bayang-bayang ketakutan. Semakin banyak rumah yang roboh akibat tiang penyangganya lapuk tergenang air puluhan tahun.
Ketua RW 001 Rinan sebenarnya sudah berupaya bertanya melalui pihak Kecamatan Cengkareng kapan relokasi makam akan kembali dilakukan. Tetapi, pihak kecamatan tidak bisa memberikan jawaban memuaskan dan melimpahkannya ke Pemkot Jakarta Barat.
"Sama sekali tidak ada kejelasan dari pemerintah. Kami selaku pengurus RW saja tidak pernah diajak komunikasi lagi sampai sekarang. Ini alamat bakal mandek lagi, apalagi kalau didiamkan," kata Rinan.