"Itu sudah di luar etika kepolisian. Harusnya dilumpuhkan, tapi malah kakak saya dieksekusi mati dari jarak 1,5 meter," ujarnya, Senin (6/7/2015).
Christ mengaku, saat kejadian itu, ia mendengar suara tembakan satu kali. Namun, dia tak menyangka bahwa tembakan tersebut justru diarahkan ke tubuh kakaknya.
"Saya pikir tembakan peringatan. Enggak tahunya abang saya sudah terkapar," ujarnya.
Saat itu, kata Christ, ada dua orang polisi berpakaian sipil berada di dekat Jamal yang tergeletak di aspal. Salah satu dari polisi tersebut masih memegang senjata.
"Ada dua orang di situ, saya tahu mereka polisi. Tapi, mereka enggak ngaku kalau mereka yang tembak. Saya lihat salah satu dari mereka masih pegang pistol," ujarnya.
Menanggapi hal itu, Kapolrestro Jakarta Utara Komisaris Besar Susetio Cahyadi mengatakan, anggotanya yang melepaskan tembakan sudah sesuai standar operasional prosedur (SOP). Namun, Susetio belum dapat memastikan bahwa penembakan dilakukan dari jarak 1,5 meter.
"Apa yang kita lakukan sudah melakukan tahapan-tahapan dan sesuai dengan SOP. Terkait kronologi penembakan masih didalami. Polres sedang menginvestigasi," ujarnya.
Jamal tewas akibat luka tembak di bagian punggung kirinya, Jumat (3/7/2015) malam. Dia diduga telah berbuat onar setelah terlibat cekcok dengan salah satu tetangganya, Prapto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.