"Sekarang andil keterlambatan kita itu rata-rata sudah di bawah 10 menit, biasanya sampai 30 menit. Memang kalau ada kejadian kalau kemarin ada kejadian lokomotif membuat keterlambatannya menjadi terakumulatif, berdampak ke antrian dan keterlambatan karena jalurnya dipakai melintas bersama-sama (kereta lokal dan krl)," kata Direktur Utama PT KCJ Muhammad Fadhila saat ditemui Kompas.com di stasiun Palmerah, Senin (6/7/2015) siang.
Menurut Fadhil, perubahan grafik perjalanan kereta api (gapeka) tahun 2015 membuat waktu keterlambatan bisa ditekan. Namun penumpang tidak merasakan hal tersebut karena tahun ini jumlah pengguna moda transportasi KRL juga meningkat. Sehingga volume kepadatan di sejumlah stasiun tetap terjadi. Hal itu membuat penumpang menjadi tidak leluasa.
"Gapeka 2015 itu filosofinya disusun keberpihakannya itu ke KRL sehingga kereta api jarak jauh masuk Jakarta lebih awal sebelum orang berangkat dengan komuter untuk bekerja. Tapi dengan melihat dinamisnya pergerakan penumpang, kita juga punya data beberapa stasiun muncul, daerah baru yang menambah volume. Tapi sebenarnya kalau lihat sekarang tingkat ketepatan waktu harusnya sudah cukup bagus," sambung Fadhil.
Hingga Juli ini, berdasarkan data PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) saat ini rata-rata penumpang KRL mencapai sekitar 850.000 orang setiap harinya. Menurut Fadhil, ratusan ribu penumpang itu diakomodasi dengan 880 perjalanan setiap harinya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.