JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyanggupi keinginan warga Rusun Penjaringan, Jakarta Utara, yang ingin bangunan rusunnya direvitalisasi. Namun, ada syaratnya.
Menurut Basuki, syaratnya adalah warga mau membayar sewa rusun menggunakan debit Bank DKI. Hal itu untuk mendata bahwa penghuni rusun tersebut benar warga Jakarta dengan memiliki KTP Jakarta. Dengan begitu, penghuni tidak bisa memperjualbelikan unit rusunnya.
"Saya enggak mau (rusun) ini diperjualbelikan. Kasihan yang enggak mampu," kata pria yang akrab disapa Ahok itu di sela-sela safari Ramadhan ke rusun tersebut, Senin (6/7/2015).
Selain itu, Basuki juga meminta penghuni rusun untuk sementara menyewa di tempat lain, selama rusun tersebut direvitalisasi. Hal itu juga akan diatur agar penghuni rusun tidak menciptakan kekumuhan baru selama revitalisasi tersebut.
"Kalau wilayah kumuh itu rawan kebakaran, nanti mobil masuk juga susah, kebakaran kita juga tidak berharap seperti itu. Jadi kadang-kadang kami terpaksa keras supaya bapak dan ibu selamat," ujarnya.
Basuki berharap revitalisasi akan membuat Rusun Penjaringan seperti Rusun Tambora, Jakarta Barat, yang sudah lebih modern.
Dalam merealisasikan hal tersebut, pihaknya akan membangun 4 blok sebagai awalan dari total 17 blok yang ada saat ini. Setiap blok akan dibangun menjadi 16 lantai dan difasilitasi lift, sambungan gas dan air.
Saat revitalitasi berlangsung, warga yang didata akan dipersilakan mencari tempat di luar selama pembangunan. Setelah revitalisasi rampung, warga yang diungsikan sementara, diperkenankan untuk kembali ke rusun mereka.
"Nanti kita siapkan juga lingkungan sekitar Rusunawa supayadapat difungsikan sebagai lahan usaha bagi para pemilik yang bermukim di sana," ujarnya.
Terpisah, Kadis Perumahan dan Gedung Pemprov DKI Jakarta Ika Lestari Adji mengatakan, untuk membiayai revitalisasi rusunawa Penjaringan tersebut, pihak Dinas Perumahan dan Gedung Pemprov DKI Jakarta, akan mengandeng salah satu BUMD yang ada di lingkungan DKI Jakarta.
"Pemprov akan membangun 2 blok, sisanya 2 blok lagi pihak BUMD," ujar Ika.
Terkait pembangunannya, Ika memprediksikan akan berlangsung selama dua tahun.
"Rusun ini memiliki 17 blok dengan jumlah penghuni lebih dari 1.700 kepala keluarga. Saat ini, ada 12 blok dengan kondisi yang sudah tidak layak huni," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.