Wanita berambut panjang ini mengaku sudah dua kali mempertaruhkan nasib di Ibu Kota untuk bekerja menjadi pekerja infal. Ia merencanakan untuk bekerja selama dua minggu.
"Jadi infal saya bisa dapat upah dua sampai tiga kali lipat dari upah biasanya," kata dia di kantor yayasan penyalur tenaga kerja, Bu Gito, Cipete Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan, Selasa (7/7/2015).
Ia menjelaskan, upah yang diterimanya saat bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT) di Bandung adalah Rp 800.000 per bulan. Sementara itu, dengan bekerja sebagai pekerja infal, ia mendapatkan Rp 1,8 juta untuk bekerja selama 15 hari.
Jika ia mau memperlama jasanya menjadi satu bulan, ia bisa mendapat upah Rp 2,6 juta. Upah tersebut lebih besar karena dihitung secara harian.
"Satu hari Rp 120.000-150.000, lumayan banget buat tambah-tambahan," ujarnya.
Wanita yang sejak gadis telah menjadi PRT ini menganggap berkumpul dengan keluarga tidak harus dilakukan saat Lebaran. Karena itu, selagi ada kesempatan untuk mendapatkan uang selama Hari Raya, ia pun memilih untuk bekerja.
Tenaga infal lainnya, Tati Taryati (35), mengaku gaji lebih besarlah yang membuat dia memutuskan untuk bekerja pada Hari Raya.
Menurut ibu dari dua orang anak itu, menjadi pekerja infal merupakan pengalaman pertama baginya.
"Baru sekarang saja menjelang Lebaran saya jadi pembantu infal. Ini pengalaman pertama saya," kata Tati.
Tati berencana hanya menjadi pekerja infal selama 15 hari. Sebab, setelah itu, Tati harus kembali ke Ciwidey lagi untuk mengurusi keluarganya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.