Meski tidak ringan barang yang mereka bawa, para porter itu tetap tampak bugar ke sana kemari. Sesekali mereka tampak masih bercanda dengan sesama porter saat saling berpapasan.
"Saat-saat mudik ini jadi berkah buat kita. Ramai yang minta tolong bawain ini itu ke dalam kereta. Apalagi keluarga-keluarga yang bawa anak kecil buat mudik," kata Adnan di sela-sela waktu istirahat pada Kompas.com, Jumat (10/7/2015). [Baca: Ini Cara Titip Motor di Stasiun Pasar Senen Saat Mudik]
Seorang porter bisa mengangkut setidaknya tiga koper ukuran sedang dalam sekali angkut. Namun di Stasiun Pasar Senen, mereka bersedia "disewa" untuk membawakan barang ke mana pun penumpangnya beranjak sambil menunggu kereta datang.
"Kalau kereta masih belum datang, kita bantuin mereka mengangkat barang ke ruang tunggu atau ke mushala, atau kita jagain bentar pas mereka ke toilet. Nanti kalau kereta sudah datang baru kita angkut ke dalam kereta," kata Adnan.
Pada hari biasa, para porter stasiun ini memperoleh upah Rp 25.000 untuk setiap penumpang yang mereka bantu bawakan barangnya. [Baca: Calon Pemudik Mulai Memadati Stasiun Pasar Senen]
Namun pada momen mudik ini, setiap porter setidaknya bisa mendapat hingga dua kali lipatnya untuk jasa angkut barang yang mereka sediakan pada setiap penumpang.
Namun, mereka tidak pernah memaksakan jasa tersebut pada calon pemudik. "Kalau pas mudik ini kan pada bawa barang banyak banget, jadi kita sesuaikan saja tarifnya. Alhamdulillah nanti ada modal lah buat Lebaran nanti," kata Adnan sambil tertawa.
Pada Kompas.com, ia juga mengungkapkan akan pulang mudik ke Surabaya pada H-2 Idul Fitri bersama keluarganya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.