"Yang paling khawatir tutup lagi Surabaya," kata Jonan saat meninjau Terminal 2F Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Tangerang, Jumat (17/7/2015) petang.
Pasalnya, Jonan mengatakan arah angin yang mengantar abu vulkanik saat ini berpotensi mengarah ke Surabaya. Hal ini berdasarkan pengamatan kondisi angin pada saat ini.
"Sekarang anginnya pada saat ini ke barat daya, kecepatannya 15 knot. Kalau kecepatan 15 knot, ke arah barat daya terus setelah lewat jam 5 ini, punya potensi untuk ditutup," ujar Jonan.
Bila Bandara Juanda ditutup, praktis penumpang tujuan bandara lainnya seperti di Malang, Banyuwangi, dan Jember, mesti beralih ke moda transportasi darat.
Selain itu, arus mudik dengan pesawat menurutnya masih akan terjadi hingga besok. Sebab, Surabaya diandalkan untuk ke tiga daerah lain tersebut.
"Malang bisa lewat Surabaya, selama Surabaya buka. Jember, Banyuwangi, juga bisa kalau turun Surabaya, nanti naik bis atau naik kereta dan sebagainya," ujar Jonan.
Meski demikian, Jonan mengatakan pihaknya masih terus mengamati tiap jam karena kemungkinan berubah bisa saja terjadi.
"Sekarang kita belum tahu. Nanti tunggu kira-kira sekitar jam 5 lewat-lah. Kalau anginnya ke situ (Surabaya) kan. Jadi kami enggak mau ambil resiko. Kalau memang bahaya, ya tutup," ujar Jonan.
Saat ini kondisi Bandara Juanda Surabaya sudah normal dan aman untuk penerbangan sejak notice to airman (Notam) dicabut pada Jumat (17/7/2015) pukul 09.00 pagi tadi.
Yang belum beroperasi adalah Bandara Abdulrachman Saleh, Malang. "Malang enggak bisa sama sekali," ujar Jonan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.