Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dituntut Sopir Taksi Gelap, Ini Tanggapan PT Angkasa Pura II

Kompas.com - 19/07/2015, 16:44 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis


TANGERANG, KOMPAS.com - Sopir-sopir taksi gelap (TG) di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, menuntut pihak bandara karena 29 rekan mereka dihukum oleh Marinir dan Aviation Security (Avsec), Jumat (17/7/2015) dini hari.

Kejadian itu bermula saat sejumlah sopir taksi gelap memaksa penumpang warga negara asing (WNA) di Terminal 2D yang kemudian ditindak tegas oleh personel Marinir dan Avsec yang berjaga di sana. [Baca: Paksa Penumpang, Sopir Taksi Gelap Dihukum Cambuk Pakai Pelepah Pepaya oleh Marinir]

"Pada hari itu juga, diadakan mediasi antara pihak TG dengan pihak Bandara Soekarno-Hatta serta dengan Marinir. Hasilnya, pihak TG tidak mau berdamai dan akan dilanjutkan ke jalur hukum," kata Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Kolonel Laut Zainudin, Minggu (19/7/2015). [Baca: Cambuk Sopir Taksi Gelap, 4 Marinir Dilaporkan ke Polisi]

Sopir taksi gelap tidak terima atas perlakuan Marinir yang menghukum mereka, salah satunya dengan mencambuk punggung para sopir dengan pelepah pohon pepaya.

Marinir mengambil langkah tegas karena para sopir taksi gelap di Terminal 2D tidak mengindahkan teguran, baik ringan maupun keras, yang sering disampaikan.

Dihubungi terpisah, Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Budi Karya Sumadi, menyatakan tidak khawatir dengan tuntutan hukum yang akan diajukan para sopir taksi gelap.

Budi mengatakan, tugas personel Marinir saat itu adalah membantu Avsec menegakkan peraturan di wilayah bandara, termasuk menindak tegas sopir-sopir taksi gelap.

"Sebagai lembaga, TNI dan kami sebagai institusi punya kewajiban buat menegakkan peraturan. Apalagi di objek vital seperti bandara. Mau jalur hukum enggak apa-apa," tutur Budi.

Jika sopir TG menuntut tindakan Marinir dan Avsec yang menghukum mereka, maka pihak bandara juga akan membawa masalah legalitas sopir taksi gelap ke jalur hukum.

Meski demikian, Budi tidak menjelaskan secara rinci seperti apa upaya hukum yang akan dilakukan PT Angkasa Pura II terhadap sopir-sopir tersebut.

Empat personel Marinir yang mencambuk sopir TG dengan pelepah pohon pepaya pun sudah diperiksa di POM AL (Polisi Militer Angkatan Laut) Lantamal III.

Jika dari pemeriksaan didapati ada perbuatan yang melebihi standar pengamanan yang berlaku, maka keempat personel Marinir itu dipastikan akan mendapat sanksi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com