Menurut pengakuan Hafit, dia menusuk korban karena panik saat korban memergoki aksi mereka. Hafit mengaku, korban belum sempat berteriak ketika dia menusuk perut dan pinggang korban (Baca juga: Noerbaety Dibunuh pada 4 Juli usai Makan Sahur).
"Saya tusuk karena sudah panik, takut," kata Hafit di Mapolresta Depok, Senin (20/7/2015).
Pemuda yang memiliki banyak tato di kedua belah tangannya itu mengatakan, dirinya sudah menyiapkan sebilah pisau yang dibeli di Pasar Citayam seharga Rp 5.000. Menurut dia, pisau itu sengaja disiapkan untuk berjaga-jaga.
"Di kompleks itu kan ramai," ujar Hafit.
Kepala Kepolisian Resor Kota Depok Komisaris Besar Dwiyono mengatakan, saat korban melawan pelaku melakukan aksi pembunuhan tersebut.
"Pelaku melakukan penusukan senjata tajam ke bagian perut dan pinggang sebanyak sembilan kali sehingga korban meninggal," ujar Dwiyono.
Setelah itu, Hafit dan Syarifudin (20) serta DN (25) melarikan diri. Mereka membawa kabur harta dan barang berharga korban. Hafit dan Syarifudin kemudian ditangkap petugas, sedangkan DN masih buron. (Baca juga: Dua Orang yang Diduga Pembunuh Noerbaety Ditangkap, Satu Orang Buron)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.