KOMPAS - Taman dan trotoar wajib ada di setiap kota. Keberadaan dua sarana tersebut bermakna jauh lebih besar daripada sekadar soal keindahan.
Namun, di Ibu Kota, sebagian taman belum terpelihara baik. Selain itu, masih banyak trotoar yang rusak dan diokupasi pihak-pihak yang tidak berhak sehingga menyulitkan para pejalan kaki. Padahal, trotoar merupakan salah satu prasarana penting untuk menunjang penggunaan transportasi publik.
Di Jakarta Pusat, salah satu taman yang kurang terawat adalah Taman Pramuka. Taman ini kerap terlihat kotor. Permainan anak yang disediakan di situ juga terkesan seadanya.
"Ada sarana permainan yang dipasang seadanya. Jadi, enggak bisa dipakai anak-anak yang mau main," kata Dewi, salah satu pengunjung taman ini, Sabtu (25/7).
Dia menyayangkan kondisi taman yang tidak terawat karena taman di pinggir Jalan Pramuka itu sebenarnya memiliki potensi besar sebagai arena bermain anak-anak.
Taman lain yang membutuhkan perawatan adalah Taman Cilacap, Menteng. Taman ini terlihat kering dan kurang terpelihara. Akses pejalan kaki juga perlu diperbaiki. Padahal, lokasi taman dekat dengan titik-titik strategis, seperti kantor Camat Menteng, markas Polsek Menteng, dan Stasiun Cikini.
Sementara itu, di Jakarta Selatan, sejumlah trotoar di Kelurahan Tebet dan Kelurahan Manggarai terlihat masih diokupasi banyak pedagang. Kondisi tersebut membuat pejalan kaki merasa tak nyaman melintas.
Di Jalan Tebet Utara Dalam, misalnya, pada Jumat (24/7) sore bermunculan para pedagang kaki lima (PKL) yang menguasai trotoar. Para PKL mulai berjualan di dekat kafe dan restoran di kawasan tersebut sekitar pukul 16.00. Mereka menjual aneka makanan dan barang kebutuhan sehari-hari, seperti pakaian dan sepatu.
Ina (28), salah seorang pedagang pakaian, menyatakan, ia sudah dua bulan berjualan di atas trotoar. "Saya lihat banyak pedagang lain yang berjualan di sini. Saya ikut berjualan karena tempatnya ramai," katanya.
Kehadiran PKL itu membuat pejalan kaki terpaksa melintas di badan jalan yang padat dengan mobil dan sepeda motor. Apalagi, banyak mobil dan sepeda motor yang masuk-keluar kafe dan restoran sehingga membuat arus lalu lintas serba tidak teratur.
Lingga (27), pejalan kaki yang melintas sore itu, mengaku sudah tak nyaman dengan kawasan Tebet dan sekitarnya yang serba tidak teratur. "Saya suka waswas saat berjalan kaki, takut keserempet," ujar karyawan swasta itu.
Okupasi trotoar juga terjadi di Jalan Sultan Agung, Manggarai, Jakarta Selatan. Sejumlah pedagang sepeda dan onderdil di kawasan tersebut menggunakan sebagian trotoar untuk menggelar barang dagangan mereka. Aneka jenis sepeda dipajang di atas trotoar.
Target lebih baik
Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menargetkan pada 15 Agustus nanti, sejumlah taman dan trotoar di DKI Jakarta lebih baik kondisinya. Dalam setiap kunjungan ke lima wilayah kota di DKI, Djarot selalu meminta aparat setempat untuk memperbaiki taman dan trotoar.
"Jangan sampai masih ada pot kosong di trotoar. Taman juga harus bagus kondisinya, jangan sampai ada taman yang tidak terurus," tandasnya.