Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biaya Semester Pengamen Lolos ke UI Ditetapkan Paling Rendah

Kompas.com - 29/07/2015, 17:20 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pihak Universitas Indonesia (UI) memastikan, Dzulfikar Akbar Cordova atau Dodo akan mampu membayar biaya kuliahnya.

Seperti diketahui, Dodo, yang bekerja sebagai pengamen, telah dinyatakan diterima pada Program Studi Ilmu Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI.

Kepala Humas UI Riffely Dewi Astuti mengatakan, biaya per semester untuk Dodo ditetapkan sesuai dengan kemampuannya. Hal itu ditetapkan seusai pembicaraan antara Dodo dan pihak kemahasiswaan Universitas Indonesia.

"Sudah ditetapkan di yang paling rendah kok dia. Itu tidak memberatkan dia. Dia pasti bisa bayar. Sudah tidak masalah lagi. Sudah dibereskan," kata Riffely saat dihubungi Kompas.com, Rabu (29/7/2015).

Menurut Riffely, Dodo dimasukkan dalam program Biaya Operasional Pendidikan Berkeadilan (BOPB). Hal ini diberlakukan karena Dodo merupakan mahasiswa S-1 reguler dan masuk lewat seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Kompas.com, besaran BOPB yang dibayar per semester minimal Rp 0 dan maksimal Rp 5.000.000 untuk rumpun sosial humaniora, yakni Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Fakultas Psikologi (FPsi), Fakultas Hukum (FH), serta Fakultas Ekonomi (FE).

Adapun besaran BOPB untuk rumpun sains, teknologi, dan kesehatan, yakni Fakultas Kedokteran (FK), Fakultas Kedokteran Gigi (FKG), Fakultas Teknik (FT), Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom), Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK), serta Fakultas Farmasi, minimal Rp 0 dan maksimal Rp 7.500.000.

Saat dikonfirmasi mengenai berapa besaran biaya per semester untuk Dodo, Riffely enggan menyebutkan nominal. Riffely menyebut bahwa hal itu termasuk ranah informasi pribadi dari mahasiswa.

Pihak UI juga akan berusaha membantu Dodo mendapatkan beasiswa lain untuk biaya hidupnya. Pasalnya, biaya hidup selama kuliah dinilai lebih mahal ketimbang biaya kuliah per semester.

BOPB sendiri, kata Riffely, berlaku sampai mahasiswa tersebut lulus dari Universitas Indonesia. Namun, ia menyebutkan bahwa akan ada pembahasan per dua semester terkait kemampuan biaya orangtua dalam pembayaran biaya kuliah per semester.

"Kalau sudah tidak memungkinkan, nanti kembali disamakan," ujar Riffely.

Sebelumnya, Dodo merasa senang sekaligus pusing ketika mengetahui bahwa ia diterima dalam Program Studi Ilmu Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI. Ia senang bisa melanjutkan jenjang pendidikan ke perguruan tinggi, tetapi pusing dengan persoalan administrasi dan biaya kuliah.

Dodo mengaku pusing karena tidak mempunyai kartu tanda penduduk (KTP). Sebab, ia diminta untuk menyerahkan sejumlah berkas, salah satunya KTP, untuk mengurus keringanan biaya kuliah.

Pekan ini, urusan berkas tersebut harus ia selesaikan, atau ia terpaksa membayar jutaan rupiah. Dodo yang sehari-hari bekerja sebagai pengamen jalanan itu mengaku tidak sanggup bila harus membayar uang kuliah hingga Rp 5 juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com