"Belum ada pengganti kelas-kelas itu. Anak-anak belum bisa belajar dengan nyaman. Enggak punya ruangan sampai nyewa emperan masjid," kata staf Lembaga Yayasan Bina Insan Mandiri atau Sekolah Master Indonesia, Mustomi, Kamis (30/7/2015).
Tempat yang disediakan oleh Sekolah Master saat ini diakui masih terbatas. Meski ada donatur yang membantu dana untuk operasional sekolah, itu belum bisa digunakan secara maksimal untuk kegiatan belajar mengajar murid di sana yang berjumlah 2.000 orang lebih.
Sekolah yang dibangun dari tahun 2000 itu pun terancam kehilangan tempat lagi karena Pemerintah Kota Depok sudah ada rencana akan menggusur sebagian lahan milik Sekolah Master.
Lahan yang digusur akan dibuat menjadi Terminal Terpadu Depok, apartemen, mal, dan bangunan lainnya yang bersifat komersial.
Menghadapi kondisi seperti itu, Mustomi meminta bantuan pihak-pihak terkait agar Sekolah Master tetap bisa beroperasi.
Setiap tahun, pertumbuhan anak-anak jalanan yang belajar di Sekolah Master pun cukup signifikan, mencapai 50 persen dari pertumbuhan peserta didik pada tahun-tahun sebelumnya.
"Kita ingin bisa jadi mitranya pemerintah. Mungkin pemerintah bisa membantu dari segi fisik bangunan dan kita bantu dalam hal masalah sosial dan pendidikan," ujar Mustomi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.