Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Pengamen Jalanan, Dodo Tak Minder Kuliah di UI

Kompas.com - 30/07/2015, 22:25 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Meski berstatus sebagai pengamen jalanan, Zulfikar Akbar Cordova (21) alias Dodo berhasil menembus ketatnya Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) Universitas Indonesia (UI) tahun 2015.

Mahasiswa S-1 reguler program studi Ilmu Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI tersebut bakal membaur dengan ribuan mahasiswa dan mahasiswi dari kalangan berbeda. [Baca: Cerita Pengamen Depok yang Lulus Masuk Universitas Indonesia]

Apakah Dodo minder? "Minder? Enggaklah. Saya sudah merasa UI seperti rumah sendiri," kata Dodo saat ditemui di perpustakaan pusat UI, Kamis (30/7/2015) sore.

Perantau asal Malang, Jawa Timur, itu menilai semua kalangan berhak untuk menuntut ilmu di UI, tanpa terkecuali. Menurut dia, selama ada kesempatan dan kemauan, apa pun bisa dicapai lewat usaha keras. [Baca: Usaha Dodo Pengamen Depok demi Lulus Masuk UI]

"Saya tahu tidak mudah masuk ke sini (UI). Saya pun demikian. Saya harus mengorbankan waktu mengamen saya untuk ikut program intensif setiap hari, kecuali hari Sabtu-Minggu," ujarnya.

Selama setahun terakhir, Dodo merasakan suasana perkuliahan di kampus UI, khususnya di gedung perkuliahan FE, untuk mengikuti program intensif SMBPTN. Karena itu, adaptasi untuk berkuliah di sana menjadi lebih mudah karena dia kerap beraktivitas di sana hampir setiap hari sejak pukul 08.00-16.30 WIB.

"Mentornya anak FE semua, sudah akrab. Kalau selesai belajar, kadang saya mengamen juga. Sudah tidak canggung lagilah pokoknya," kata pria kelahiran 21 Juli 1994 itu.

Ikut ayah merantau

Dodo merupakan warga baru di Depok. Sejak ikut ayahnya merantau 10 tahun lalu, dia lebih banyak hidup di wilayah Lampung dan beberapa provinsi lain di Sumatera.

Karena itu, mental untuk berhadapan dengan muka-muka baru sudah akrab dalam pengalamannya bersosialisasi.

"Saya juga bersyukur bisa hidup di perantauan dan berpindah-pindah. Semua ada hikmahnya. Itu memudahkan saya untuk beradaptasi dan bersosialisasi dengan lingkungan baru," kata penggemar musik jazz tersebut.

Sebelumnya, Dodo sempat putus sekolah saat baru saja menyelesaikan studi di tingkat SMP. Keterbatasn biaya membuatnya harus mengubur impian untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi.

Namun, asa untuk bersekolah kembali membara setelah dia membaca artikel sekolah gratis Masjid Terminal (Master) di harian Kompas tahun 2014 lalu.

Ternyata, artikel tersebut justru menjadi jembatan baginya untuk berkuliah di UI. "Padahal, dulu, mimpi saja enggak bisa kuliah di UI. Saya pikir, bisa sekolah gratis saja sudah bahagia," kata pengamen angkot trayek Depok-Pasar Rebo atau Depok-Pasar Minggu tersebut.

Perjuangan Dodo merupakan gambaran masih adanya semangat dari anak muda untuk meraih cita-cita. Tak peduli latar belakangnya apa. Dodo berharap agar muda-mudi Indonesia tetap bermimpi demi cita-cita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com