Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inisiatif "Driver" Go-Jek agar Tak Diintimidasi Ojek Pangkalan

Kompas.com - 31/07/2015, 12:33 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Intimidasi dari sejumlah tukang ojek membuat sejumlah pengendara Go-Jek terasingkan. Oleh karena itu, beberapa di antara mereka berinisiatif membuat pangkalan khusus Go-Jek.

"Enggak cuma yang wilayah (Jakarta) Utara aja. Kalau ada Go-Jek dari wilayah lain juga boleh kalau mau transit," ungkap salah satu pengendara Go-Jek, Misman (35), di pangkalan Jalan Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (31/7/2015).

Menurut pantauan Kompas.com, pangkalan dadakan tersebut berlokasi tidak jauh dari pusat niaga Boulevard Raya. Pangkalan yang berada di atas jembatan penghubung kecil tersebut kerap dimanfaatkan sejumlah pengendara Go-Jek untuk beristirahat sekaligus memantau orderan penumpang.

Beton sepanjang 10 meter dengan tinggi setengah meter yang ada di sana dijadikan tempat duduk bagi para pengendara. Meski demikian, tidak ada penanda khusus bahwa itu adalah pangkalan, seperti yang kerap dibuat oleh pengojek pangkalan.

Beberapa pengendara ada yang berdiskusi santai, bermain handphone, hingga memantau orderan penumpang.

"Kan kami cuma transit. Sekadar melepas lelah, ngopi bentar, cabut lagi. Lagian kan kelihatan dari jauh, jaket atau helmnya. Itu doang tandanya," ujar Misman.

Menurut Misman, beberapa pengendara lain dari luar wilayah Kelapa Gading ataupun wilayah sekitar Jakarta Utara juga banyak yang ikut mangkal di sana.

"Wah, banyak juga dari luar wilayah (Kelapa) Gading. Saya aja dari Cakung (Jakarta Timur). Dulu sebelum ikut Go-Jek, mangkalnya ya di Cakung," ungkapnya.

Inisiatif pangkalan transit tersebut juga direspons secara positif oleh pengendara lainnya, Sopiyan (43). Pengendara Go-Jek yang biasa mangkal di Cikoko, Jakarta Selatan, itu, mengaku cukup tertolong dengan adanya pangkalan transit atau bayangan.

Menurut dia, saat harus mengantar penumpang ke beberapa tempat, teguran bahkan makian kerap terlontar dari para pengojek pangkalan.

"Saya pernah diusir waktu nurunin penumpang di dekat Stasiun Gambir, padahal jauh dari pangkalan, disamperin juga. Dikirain, saya mau mangkal di sana (Gambir)," ucapnya.

Kondisi tersebut kerap membuat dia bergerilya secara sembunyi-sembunyi saat antar jemput penumpang. Terkadang, Sopiyan nekat melepas atribut Go-Jek seperti helm dan jaket guna menghindari konflik.

"Sebetulnya enggak boleh lepas jaket. Ya tetapi mau gimana lagi, daripada bentrok. Saya sih enggak takut, cuma enggak enak aja. Kadang-kadang masih temen juga yang resek," ujar driver Go-Jek yang mengaku berpenghasilan Rp 200.000-Rp 300.000 per hari tersebut.

Sementara itu, Eko Wiyono (27) mengaku jarang bergabung dengan rekannya sesama pengendara Go-Jek. Hal ini mengingat, pada malam hari, ia terus bergerak tanpa mangkal.

"Tau sih ada pangkalan. Kadang-kadang, kalau malam, masih nemu juga, cuma enggak begitu ramai," ujar pegawai restoran di kawasan Kemang tersebut.

Menurut warga Ragunan, Jakarta Timur itu, pangkalan transit tersebut sangat bermanfaat untuk menambah jaringan sesama pengendara Go-Jek. Hal ini mengingat pengendara yang terkumpul berasal dari berbagai pangkalan.

"Ya baguslah. Jadi banyak teman. Kalau cuma mangkal di satu lokasi aja, ya temannya itu-itu aja," kata driver Go-Jek yang beroperasi pukul 22.00-24.00 WIB tersebut.

Sebelumnya, beberapa pengendara Go-Jek kerap mendapat intimidasi dari pengojek pangkalan. Alasannya, kehadiran Go-Jek dianggap sebagai ancaman bagi para pengojek pangkalan.

Selain mencuri perhatian calon penumpang, kehadiran Go-Jek juga dianggap mengurangi penghasilan pengojek yang biasa mangkal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh 'Pelanggannya' karena Sakit Hati

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh "Pelanggannya" karena Sakit Hati

Megapolitan
12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

Megapolitan
Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Ada di Lokasi yang Sama, Anggota Polres Jaktim Mengaku Tak Tahu Rekan Sesama Polisi Pesta Sabu

Ada di Lokasi yang Sama, Anggota Polres Jaktim Mengaku Tak Tahu Rekan Sesama Polisi Pesta Sabu

Megapolitan
Warga Serpong Curhat Air PDAM Sering Tak Mengalir ke Perumahan

Warga Serpong Curhat Air PDAM Sering Tak Mengalir ke Perumahan

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Jadi Tersangka

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Jadi Tersangka

Megapolitan
Pipa PDAM Bocor, Warga Serpong Tak Dapat Air Bersih Berjam-jam

Pipa PDAM Bocor, Warga Serpong Tak Dapat Air Bersih Berjam-jam

Megapolitan
Antar Mobil Teman, Anggota Polres Jaktim Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi

Antar Mobil Teman, Anggota Polres Jaktim Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil di Kelapa Gading Bukan Dibunuh Kekasih, tapi Tewas Saat Berupaya Menggugurkan Janinnya

Wanita Hamil di Kelapa Gading Bukan Dibunuh Kekasih, tapi Tewas Saat Berupaya Menggugurkan Janinnya

Megapolitan
Dukcapil DKI Sebut Setiap Warga Terdampak Penonaktifan NIK Dapat Pemberitahuan

Dukcapil DKI Sebut Setiap Warga Terdampak Penonaktifan NIK Dapat Pemberitahuan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pria yang Minta THR dengan Peras Petugas Minimarket di Cengkareng

Polisi Tangkap Pria yang Minta THR dengan Peras Petugas Minimarket di Cengkareng

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Megapolitan
2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

Megapolitan
Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Megapolitan
Terungkap, Wanita Hamil Bersimbah Darah di Kelapa Gading Tewas akibat Menggugurkan Janinnya Sendiri

Terungkap, Wanita Hamil Bersimbah Darah di Kelapa Gading Tewas akibat Menggugurkan Janinnya Sendiri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com