Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tukang Ojek Korban Salah Tangkap Ingin Nama Baiknya Dipulihkan

Kompas.com - 31/07/2015, 17:48 WIB
Aldo Fenalosa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah resmi bebas, Dedi (33), korban salah tangkap atas kasus pengeroyokan di kawasan PGC Cililitan pada September tahun lalu, ingin memulihkan nama baiknya. Dedi juga ingin memperbaiki keadaan keluarganya yang sempat didera masalah semenjak pria asli Jakarta itu menjalani penahanan di Rumah Tahanan Cipinang selama 10 bulan.

"Mungkin buat bayangan (ke depan) belum ada. Saya ingin memulihkan nama baik dulu saja. Saya juga ingin memulihkan keluarga saya karena saya juga sudah kehilangan anak saat saya berada di dalam tahanan," kata Dedi di kantor LBH Jakarta, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Jumat (31/7/2015).

Saat ia menjalani hukuman kurungan penjara, anak satu-satunya yang bernama Ibrahim meninggal dunia. [Baca: Dedi Si Tukang Ojek Dipaksa Mengaku sebagai Pelaku Pengeroyokan]

Ibrahim yang baru berusia tiga tahun itu meninggal akibat kurang mendapat asupan gizi yang mencukupi karena hanya dirawat oleh Nurohmah, istri Dedi. Nurohmah saat itu juga harus mencari nafkah untuk keluarga setelah Dedi ditahan.

Meskipun mendapat cobaan yang tak henti, ia mengaku tetap bersyukur karena kembali bisa berkumpul bersama keluarga. [Baca: Kata Polres Metro Jakarta Timur Terkait Kasus Tukang Ojek Salah Tangkap]

"Saya bersyukur bisa dapat dukungan dari keluarga, istri, mertua, anak, teman-teman LBH Jakarta. Selama di tahanan, saya tetap berdoa, tetap sabar menunggu kapan saya pulang atau bebas, tidak lupa beribadah setiap waktu, zikir, shalat malam, tetap sabar menunggu kebebasan," kata Dedi.

Dedi diputuskan bebas dan dinyatakan tak bersalah atas kasus pengeroyokan oleh Pengadilan Tinggi DKI Jakarta, Senin (6/7/2015) lalu.

Pada Senin (27/7/2015), Pengadilan Negeri Jakarta Timur resmi mencabut hukuman dan dakwaan pelaku pengeroyokan terhadap Dedi. [Baca: Jika Terjadi Kekeliruan, Penyidik yang Salah Tangkap Tukang Ojek Dijatuhi Sanksi]

Awalnya, Dedi dianggap sebagai salah satu pelaku yang mengeroyok seorang pengemudi angkot hingga tewas di kawasan PGC Cililitan pada September 2014.

Pada Kamis (30/7/2015) kemarin, Dedi resmi keluar dari Rumah Tahanan Cipinang, menghirup udara bebas, dan bebas berinteraksi lagi dengan keluarga serta para kerabatnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com