Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pengusutan Kasus 'Dwell Time' Jadi Momentum Berantas Mafia Perdagangan"

Kompas.com - 01/08/2015, 20:03 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi VI DPR Indra P Simatupang mengapresiasi langkah Polda Metro Jaya yang mengusut dugaan suap dalam proses dwelling time peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Dia berharap pengusutan ini dapat menjadi momentum untuk memberantas mafia perdagangan yang diduga banyak bermain dalam proses dwelling time ini.

"Inputnya adalah untuk memberantas mafia perdagangan karena masalah dwelling time ini pasti melibatkan banyak pihak," kata Indra di Jakarta, Sabtu (1/8/2015).

Komisi VI berencana membentuk pansus untuk membahas mengenai dwelling time. Indra mengatakan, pembentukan pansus ini sangat penting karena ada masalah serius bagi arus barang yang berimbas pada perekonomian negara saat ini. (baca: Kapolri Minta Penyidik Usut Aliran Dana dalam Kasus "Dwell Time")

"Dengan dibentuk pansus, maka bisa ditelusuri pihak-pihak yang bermain," ucapnya.

Indra menjelaskan, sebenarnya pemerintah telah menerapkan sistem perizinan satu atap untuk barang masuk dan keluar melalui National Single Windows (NSW). Namun, kata dia, nyatanya penerapan sistem itu belum bisa mempercepat dwelling time di pelabuhan. (baca: Rekening Keluarga Pejabat Kemendag Juga Ditelusuri)

"Karena dwelling time lama, makanya ada muncul suap untuk mempercepatnya. Nah, ini harus diungkap apakah lamanya proses dwelling time ini memang diciptakan untuk membuka ruang suap atau bagaimana, yang harus diungkap mengingat sistem ini melibatkan 18 institusi," ucap Politisi PDI-P ini.

Indra melanjutkan, pansus yang dibentuk Komisi VI nantinya tidak akan memengaruhi proses hukum di kepolisian. Sebab, pansus bertujuan mengetahui celah dwelling time sehingga memudahkan DPR dalam hal pengawasan, serta bagaimana menutupi celah itu dalam menyiapkan regulasinya.

"Menurut saya, penegakan hukum terhadap mereka yang diduga menjadi pelaku dan aktor dugaan suap harus dilakukan sampai ke akar-akarnya. Tetapi kelemahan di sistem yang diterapkan juga harus diperbaiki," ucap Indra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com