Para tokoh informal inilah yang dinilai menjadi pihak yang paling bertanggung jawab terhadap aksi-aksi intimidasi terhadap pengendara Go-Jek.
Pria yang biasa disapa Tyas ini mengatakan, selama ini "tokoh-tokoh informal" menerima uang rutin dari para pengojek.
Uang itu dibayarkan atas jasa karena diperbolehkan bergabung dan mangkal di pangkalan yang tersedia. Tyas menyebutkan, besaran uang rutin ditentukan berdasarkan lokasi pangkalan.
Menurut Tyas, kewajiban untuk membayar uang rutin kepada "tokoh-tokoh informal" inilah yang mendasari pengojek pangkalan berani mengintimidasi pengendara Go-Jek.
"Apalagi pengojek yang muda-muda berpotensi beralih ke Go-Jek atau Grab Bike. Para 'tokoh informal' ini tentu merasa terganggu karena hal itu dapat mengganggu pendapatan mereka," ujar Tyas.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.