Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Program Prioritas DKI dalam APBD Perubahan 2015

Kompas.com - 03/08/2015, 19:53 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Jakarta Tuty Kusumawati mengatakan, DKI bakal mengirim dokumen anggaran pendapatan belanja daerah perubahan (APBD-P) 2015 ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) pekan ini. Ia menyebut beberapa program unggulan yang menjadi prioritas adalah terkait pengadaan ruang terbuka hijau (RTH). 

"Ada juga program pengentasan kemacetan, peningkatan kapasitas alat dan sarana pengendali banjir, kami mendorong untuk ditingkatkan kegiatan-kegiatan menyangkut pendidikan dan kesehatan," kata Tuty, di Balai Kota, Senin (3/8/2015). 

Adapun Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUAPPAS) Perubahan 2015 yang diajukan ke Kemendagri sebesar Rp 66 triliun. Jumlah itu lebih sedikit dibanding total nilai APBD 2015, senilai Rp 69,286 triliun.

Sejumlah anggaran di dalamnya akan dialokasikan untuk penyertaan modal pemerintah (PMP) kepada PT Jakarta Propertindo dan Bank DKI. APBD Perubahan 2015 juga akan disahkan dengan Peraturan Gubernur (Pergub) yang disetujui oleh Kemendagri.

"Pertumbuhan ekonomi dunia berdampak bagi Indonesia dan Jakarta. Dari target pendapatan pajak Rp 36 triliun, DKI hanya bisa menyerap anggaran dari pendapatan pajak sebesar Rp 32,9 triliun. Hal itu akan disesuaikan dengan nilai APBD-P yang akan turun, kami sesuaikan," kata Tuty.

Dari data BAPPEDA DKI, serapan belanja tidak langsung sebanyak 28 persen dan belanja langsung 13 persen. Adapun total penyerapan hingga akhir Juli 2015 sekitar 19,23 persen.  Berikut serapan anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) DKI hingga Juli 2015 (hanya belanja langsung):

1. Dinas Bina Marga dari total anggaran Rp 5,69 triliun, baru terserap 4,93 persen atau Rp 280 miliar; 
2. Dinas Kesehatan dari total anggaran Rp 5,165 triliun, baru terserap 23,75 persen atau Rp 1,2 triliun; 
3. Dinas Tata Air dari total anggaran Rp 5,163 triliun, baru terserap 3,49 persen atau Rp 180 miliar; 
4. Dinas Pendidikan dari total anggaran Rp 3,885 triliun, baru terserap 21,60 persen atau Rp 842 miliar; 
5. Dinas Pertamanan dan Pemakaman dari total Rp 3,015 triliun baru terserap 4,47 persen atau Rp 134 miliar; 

6. Dinas Kebersihan dari total Rp 2,457 triliun, baru terserap 19,57 persen atau Rp 480 miliar; 
7. Dinas Perumahan dan Gedung Pemda Rp 2,191 triliun, baru terserap 3,25 persen atau Rp 71,210 miliar; 
8. Dinas Perindustrian dan Energi Rp 1,249 triliun, baru terserap 24,43 persen atau Rp 305,345 miliar;
9. Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Rp 900 miliar baru terserap 2,08 persen atau Rp 18,715 miliar; 
10. Dinas Perhubungan Rp 804,823 miliar, baru terserap 6,31 persen atau Rp 50,773 miliar; 

11. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Rp 734, 897 miliar, baru terserap 15,75 persen atau Rp 115,738 miliar; 
12. Dinas Olahraga dan Pemuda Rp 697,764 miliar, baru terserap 12,69 persen atau Rp 77,796 miliar;  
13. Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan Rp 613 miliar, baru terserap 12,69 persen atau Rp 77,796 miliar;  
14. Dinas Sosial Rp 402,537 miliar, baru terserap 27,17 persen atau Rp 109,355 miliar;  
15. Dinas Pelayanan Pajak Rp 337,024 miliar, baru terserap 14,49 persen atau Rp 48, 846 miliar; 

16. Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Perdagangan Rp 280,685 miliar, baru terserap 10,44 persen atau Rp 29,292 miliar;
17. Dinas Komunikasi, Informatika, dan Kehumasan Rp 229,054 miliar, baru terserap 7,31 persen atau Rp 16,749 miliar;  
18. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Rp 175,795 miliar, baru terserap 16,60 persen atau Rp 29,183 miliar; 
19. Dinas Penataan Kota Rp 71,629 miliar, baru terserap 21,04 persen atau Rp 15,072 miliar;  
20. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Rp 66,351 miliar, baru terserap 23,22 persen atau Rp 15,405 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Kan Belum Dilantik

Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Kan Belum Dilantik

Megapolitan
Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Belum Ada yang Pesan

Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Belum Ada yang Pesan

Megapolitan
Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Megapolitan
ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai 'Cutter' juga Lukai Warga Rusun

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai "Cutter" juga Lukai Warga Rusun

Megapolitan
Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Megapolitan
Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Megapolitan
Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Megapolitan
Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Megapolitan
Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Megapolitan
Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Megapolitan
Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Megapolitan
Polisi Temukan 'Tisu Magic' dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Polisi Temukan "Tisu Magic" dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Video Pencurian Mesin 'Cup Sealer' di Depok Viral di Media Sosial

Video Pencurian Mesin "Cup Sealer" di Depok Viral di Media Sosial

Megapolitan
Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Megapolitan
Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com