"Kalau tidak kunjung tuntas, opsi itu mungkin saja kita lakukan," ujar Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Boestami di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (4/8/2015).
Meski demikian, Dono mengatakan, opsi untuk tidak membangun stasiun di kawasan sekitar Jalan Cipete Raya dan Haji Nawi adalah opsi terakhir.
Sebab, kalaupun nantinya proses pembebasan lahan tidak kunjung tuntas, opsi yang memungkinkan akan dipilih adalah merancang ulang stasiun.
"Lahan yang mau dibebaskan itu kan rencananya mau dipakai untuk jalur keluar masuk ke stasiun. Kemungkinan itu yang akan diatur ulang," ujar Dono.
Kawasan sekitar Jalan Haji Nawi dan Cipete Raya termasuk dalam lokasi yang menjadi titik pembangunan stasiun MRT. Stasiun yang rencananya akan dibangun di kedua lokasi tersebut adalah stasiun layang. Meski demikian, warga di sekitar kedua lokasi tersebut mematok harga tanah yang dinilai terlalau tinggi.
Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyebut warga di Jalan Cipete Raya dan Haji Nawi meminta harga pembebasan lahan di atas nilai jual obyek pajak (NJOP).
Menurut Heru, mereka mematok harga lahan di atas Rp 100 juta per meter persegi. Padahal, kata dia, harga lahan di kedua lokasi tersebut di bawah Rp 100 juta per meter persegi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.