Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pungli di Empat Pelabuhan Jadi Sasaran Polisi

Kompas.com - 05/08/2015, 13:04 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Ombudsman Danang Girindrawardana mengungkapkan sejumlah temuan instansinya terkait pungutan liar di empat pelabuhan Indonesia ke Polda Metro Jaya. Empat pelabuhan tersebut ialah Tanjung Priok, Tanjung Perak, Belawan Medan, dan Soekarno-Hatta Makassar.

"Temuannya kan secara masif terlihat bahwa dalam semua proses perizinan, tahap customs dan pre-customs, ada temuan pungli. Dalam proses perizinan, indikasi suapnya lumayan besar. Dalam tahap customs relatif besar, di dalam tahap post clearance relatif kecil. Tapi, banyak jumlahnya," kata Danang saat dihubungi Kompas.com, Jakarta, Rabu (5/8/2015).

Misalnya, kata Danang, terdapat pungutan liar untuk biaya percepatan penarikan kontainer ke beberapa titik, seperti tempat penimbunan sementara ataupun tempat pemeriksaan fisik terpadu. Meskipun ada biaya resmi, ada saja pekerja yang nakal di tempat tersebut.

"Di setiap penarikan kontainer, ada biaya resmi yang muncul. Tapi, juga ada biaya untuk percepatan. Ada yang mau barangnya cepat keluar dan ada juga yang mau ditimbun. Dalam temuan Ombudsman, ada saja suap kecil yang dilakukan rekan-rekan untuk barang itu. Rekannya nggak banyak, pemindahan itu, Rp 200.000, Rp 300.000, dan Rp 400.000 per kontainer," kata Danang.

Penelusuran selama setengah tahun dari 2013 hingga 2014 kemudian dibuat dalam format rekomendasi yang selanjutnya diberikan kepada Presiden.

"Presiden menindaklanjuti dengan mengorganisasi semua kementerian dan Pak Jokowi juga melakukan pendekatan hukum dengan kepolisian," kata Danang.

Danang menambahkan, polisi mengetahui titik mana saja yang rawan terjadi suap. "Dia tahu di titik-titik mana terjadi penyuapan. Jadi, bukan hanya dalam proses perizinan yang sekarang menjadi atensi Kapolda Metro dan jajaran, (melainkan juga) dalam proses Bea Cukai dan perizinan barang. Kalau perizinan kan di jajaran Daglu (Ditjen Perdagangan Luar Negeri), tetapi di Bea Cukai-nya kan ada," kata Danang.

Sementara itu, Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian membenarkan pernyataan Danang. Ia menambahkan, timnya juga sedang mengusut kasus tersebut. "Itu juga menjadi sasaran tim lidik yang saya bentuk," kata Tito.

Sebagai informasi, Satgas Khusus Polda Metro Jaya tengah menyelidiki dugaan suap dan tindak pencucian uang di Ditjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan. Dari serangkaian penyelidikan, ditemukan dugaan tindak pidana penyuapan dan penerimaan gratifikasi di manajemen satu atap pelabuhan tersebut.

Penyidik menggeledah Kantor Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan pada Selasa (28/7/2015).

Di tempat penggeledahan, polisi menangkap tangan pegawai honorer Kemendag berinisial MU yang tengah bertransaksi dengan seorang importir berinisial ME. Pada saat itu juga, penyidik menetapkan MU, ME, dan Kepala Subdirektorat Kemendag Imam Aryanta sebagai tersangka.

Belakangan, polisi menetapkan Dirjen Daglu Kemendag Partogi Pangaribuan dan seorang importir berinisial L sebagai tersangka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Pernah Tolak Laporan Pelecehan yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar Saat Masa Kampanye

Polisi Pernah Tolak Laporan Pelecehan yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar Saat Masa Kampanye

Megapolitan
Sopir Truk Biang Kerok Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Ternyata Masih di Bawah Umur

Sopir Truk Biang Kerok Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Ternyata Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Senangnya Alif Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang, Bisa Lihat 'Sunset'

Senangnya Alif Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang, Bisa Lihat "Sunset"

Megapolitan
Tersangka Kecelakaan Beruntun di GT Halim Temperamental, Polisi Minta Bantuan KPAI dan Psikolog

Tersangka Kecelakaan Beruntun di GT Halim Temperamental, Polisi Minta Bantuan KPAI dan Psikolog

Megapolitan
Keluarga Pelaku Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Telah Dihubungi Polisi untuk Pendampingan

Keluarga Pelaku Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Telah Dihubungi Polisi untuk Pendampingan

Megapolitan
Dibawa Kabur dari Setiabudi, Mobil Patroli Polisi Ditemukan di Kemayoran

Dibawa Kabur dari Setiabudi, Mobil Patroli Polisi Ditemukan di Kemayoran

Megapolitan
Menilik Padi Apung Waduk Elok Cakung, Solusi untuk Sawah Kebanjiran

Menilik Padi Apung Waduk Elok Cakung, Solusi untuk Sawah Kebanjiran

Megapolitan
Sopirnya di Bawah Umur, Pemilik Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Bakal Diperiksa Polisi

Sopirnya di Bawah Umur, Pemilik Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Bakal Diperiksa Polisi

Megapolitan
Polisi Belum Tahan Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama

Polisi Belum Tahan Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama

Megapolitan
Mobil Patroli Polisi di Jakarta Selatan Dibawa Kabur Jambret yang Sedang Diamankan

Mobil Patroli Polisi di Jakarta Selatan Dibawa Kabur Jambret yang Sedang Diamankan

Megapolitan
Polisi Masih Dalami Motif Oknum Sopir Grab Culik dan Peras Penumpang

Polisi Masih Dalami Motif Oknum Sopir Grab Culik dan Peras Penumpang

Megapolitan
Momen Peserta Sanlat Ekspresi Baznas Diminta “Push Up” Karena Ketiduran saat Ada Seminar

Momen Peserta Sanlat Ekspresi Baznas Diminta “Push Up” Karena Ketiduran saat Ada Seminar

Megapolitan
Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com