Pengamat transportasi dari Universitas Indonesia Alvinsyah menilai, pembuatan SSA merupakan bagian dari strategi manajemen lalu lintas yang fungsinya untuk mengurangi konflik. Jadi, secara prinsip sudah benar.
"Secara prinsip no problem, tetapi untuk menilai efektivitasnya tetap perlu proses pemantauan," ujar dia, Rabu (5/8/2015).
Alvin menjelaskan, pada umumnya SSA merupakan strategi manajemen lalu lintas yang efektif hanya untuk jangka pendek. (Baca: Mulai Pekan Depan, Terowongan Dekat Stasiun Cawang Akan Dibuat Searah)
Sehingga, untuk menilai efektivitas SSA diterapkan di suatu tempat sangat tergantung jangka waktu, jarak antara permintaan dan penawaran.
"Pengguna jalan itu sangat adaptif, jadi strategi manajemen lalu lintas juga harus mengikuti jangka waktu," kata Alvin.
Menurut Alvin, untuk kasus di Jakarta, strategi manajemen lalu lintas seperti SSA ini harus dilihat sebagai tindakan tingkat menengah atau sementara. Sebab, perlu juga rencana strategi manajemen lalu lintas yang mendasar dan berkelanjutan.
"Ini karena gap antara demand and supply sudah terlalu besar, sehingga perbaikan dari tindakan manajemen lalu lintas saja kurang signifikan dalam konteks lingkup wilayah yang lebih luas dan waktu yang lebih lama," ucap dia.
Untuk kebijakan SSA, kata dia, sebenarnya bisa bersifat permanen. Namun, proses pemantauan perlu dilakukan secara berkesinambungan untuk membuat kebijakan itu menjadi tetap efektif.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.