Dua tenda terpasang saat proses pengangkatan. Tenda pertama menutupi pengangkatan jenazah dari kuburan. Tenda satu lagi untuk keluarga. Jarak antar-kedua tenda lebih kurang sepuluh meter.
Keluarga dapat melihat langsung proses pengangkatan Hayriantira dari makam. Dua anggota keluarga duduk di tenda keluarga, yakni ibu Hayriantira, Rukmilah, dengan baju berwarna merah; dan tante dari Hayriantira, Eni, berbaju warna biru.
Eni dan Rukmilah tampak sesenggukan sambil melantunkan doa. Tampak dari depan, salah seorang anggota keluarga lainnya berusaha menenangkan. Saat pengangkatan jenazah dari dalam makam, Rukmilah langsung lemas. Ia tak lagi bersuara dan langsung jatuh di pundak Eni yang berada di samping kirinya.
"Sudah. Diikhlaskan saja. Kita sudah berhasil saat ini menemukan Rian," kata Eni, yang berusaha membuat Rukmilah kuat.
Tak berselang lama, Rukmilah berusaha berdiri. Namun, ia tak kuat dan dibantu berdiri oleh anggota keluarga lainnya.
Rukmilah dan lainnya langsung menuju mobil yang sudah disiapkan. Sementara itu, jenazah Hayriantira dimasukkan ke dalam peti warna putih.
Hayriantira dinyatakan hilang sejak November 2014. Keluarga korban berusaha mencari dan akhirnya melapor polisi pada April 2015.
Setelah ditelusuri, akhirnya keberadaan Hayriantira diketahui dan dinyatakan dibunuh oleh teman dekatnya, AK, pada Kamis (30/10/2014) di Hotel Cipaganti, Garut, Jawa Barat. Pembunuhan dilatarbelakangi persoalan pribadi.