Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam 2 Bulan, Pengojek Ini Mampu Beli Lahan

Kompas.com - 10/08/2015, 08:05 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Impian Rudianto (26) untuk memiliki rumah hampir terwujud. Pengojek berbasis aplikasi ini membuktikannya dengan mengejar target dari pekerjaannya selama bulan puasa dan berhasil mengumpulkan uang dari ngojek sampai Rp 23 juta.

"Saya gabung kan pas Grab Bike launching, tanggal 20 Mei itu. Terus saya penasaran bisa ngumpulin duit berapa ya. Saya hitung dari awal bulan puasa sampai sebelum Lebaran, kejar target istilahnya," kata Rudianto dalam bincang-bincang dengan Kompas.com, Rabu (5/8/2015).

Rudianto mengaku memang punya cita-cita untuk memiliki rumah. Namun, saat dia mencoba mengejar target selama bulan puasa itu, Rudianto belum terpikir bahwa penghasilannya dapat menutup cicilan rumah. Rudianto juga tidak menyangka bisa mendapatkan uang sebanyak itu.

"Padahal, saya enggak ngoyo-ngoyo gimana banget loh, ya kerja saja. Ada order, diambil. Ditambah bonus-bonus juga, alhamdulillah," tutur Rudianto.

Sebelum menjadi pengojek berbasis aplikasi, Rudianto merupakan pengojek pangkalan. Dia bekerja sejak pukul 10.00 WIB sampai pukul 16.00 WIB di sekitar Graha Mandiri, Jakarta Pusat. Selepas itu, dia masih melanjutkan ngojek dengan mangkal di depan Mal fX Sudirman, kawasan Senayan, dari pukul 17.00 WIB sampai pukul 22.00 WIB.

Dengan pola kerja seperti itu, Rudianto hanya bisa mengantongi uang sekitar Rp 100.000 per hari. Penghasilannya saat itu dinilai sangat kurang untuk membiayai istri dan satu orang anaknya. Terlebih lagi, mereka masih dibebani biaya kontrak rumah di daerah Pasar Rumput, Jakarta Selatan.

Semasa jadi pengojek pangkalan pun, Rudianto mengaku malu ketika pulang ke kampung halamannya di Cilacap, Jawa Tengah, karena tidak bisa membawa apa-apa. Namun, pada Lebaran kemarin, Rudianto membuktikan kepada keluarganya dia bisa sukses dengan mengojek di Jakarta.

"Kebetulan, ada yang nawarin tanah. Saya sama sekali enggak niat beli tanah itu. Cuma, di kampung, orang-orang pada dengar kalau ada yang bawa uang banyak, jadi ditawarin. Jadi, saya langsung beli tanah itu, ukurannya lumayan, 20 ubin. Langsung cash saya beli, duitnya kan saya bawa ke mana-mana, ditaruh di tas," ujar Rudianto.

Pada saat itu, Rudianto merasa bangga karena bisa menunjukkan hasil dia bekerja selama merantau hampir enam tahun di Jakarta. Setelah berhasil membeli tanah, Rudianto kembali menargetkan mengumpulkan uang sampai akhir tahun untuk membangun rumah di atas tanah yang dia beli. "Mudah-mudahan akhir tahun ini sudah mulai bisa bangun (rumah), insya Allah," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com