"Alibi pertama, misalnya, siapa sih yang tahu hubungan tersangka dan korban. Kalau keluarga korban tahu, maka akan diperiksa," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti di Jakarta, Senin (10/8/2015).
Pemeriksaan tersebut bukan hanya terhenti terhadap keluarga Hayriantira, melainkan juga keluarga AK. Dalam hal ini, yang mengetahui dari hubungan tersebut ialah istri dari AK.
"Alibi berikutnya ialah bagaimana proses hubungan itu," kata Krishna.
Proses hubungan tersebut bukan hanya dilihat dari pertemanan semata. Bisa juga ada hubungan bisnis antara AK dan Hayriantira.
"Yang katanya tersangka berusaha memasukkan proyek ke XL. Itu akan dikonfirmasi ke pihak XL. Siapa yang memahami proyek itu," kata Krishna.
Setelah itu, masuk ke dalam fase hilangnya Hayriantira. Polisi akan menelusuri siapa saja yang mengetahui hilangnya Hayriantira.
"Berikutnya kapan mereka berangkat. Siapa saja yang tahu. Nanti kita akan cari," kata Krishna.
Saksi, kata Krishna, merupakan alat bukti yang paling kuat. Setelah itu, baru keterangan saksi ahli, petunjuk berupa dokumen, barang bukti, dan terakhir keterangan tersangka.
"Keterangan tersangka paling lemah. Berarti kami harus menguatkan alat bukti lain," kata Krishna.
Hayriantira dinyatakan hilang sejak November 2014. Keluarga korban berusaha mencari dan akhirnya melapor polisi pada April 2015.
Setelah ditelusuri, Hayriantira dinyatakan dibunuh oleh teman dekatnya, AK, pada Kamis (30/10/2014) di Hotel Cipaganti, Garut, Jawa Barat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.